Kepala BPBD Mateng, Rahmat Syam saat pendidikan tangguh bencana di SMA Negeri 1 Pangale (Foto: Jamal Tanniewa/masalembo.com)
MATENG, MASALEMBO.COM -- Puluhan pelajar tingkat SMA sederajat di Mamuju Tengah (Mateng), dibekali pendidikan siaga bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mateng, Rahmat Syam, menyatakan, pembentukan sekolah tangguh bencana bertujuan meminimalisir risiko korban bencana. Siswa dilatih teknis khusus agar mampu mengambil sikap dan berinisiatif saat menghadapi bencana.
Ia menjelaskan, negara Indonesia merupakan zona bencana gempa bumi. Itu disebabkan negara ini berada pada posisi pertemuan kedua lempengan Asia dan Australia. Sehingga, kedalam 10 kilometer berpotensi terjadi pergeseran setiap hari. "Itu sebabnya siswa diberikan pengetahuan siaga bencana agar mampu menghindari risiko," kata Rahmat, saat membuka pelatihan siaga bencana di SMA Negeri 1 Pangale, Jumat (22/2).
Lebih lanjut dijelaskan, meski secara nasional wilayah Indonesia diketahui sebagai daerah rawan bencana, namun hingga saat ini tak satupun alat yang mampu mendeteksi akan terjadinya bencana gempa bumi. Kecuali bencana hidrologi, seperti banjir dan tanah longsor. "Kalau ini bisa diprediksi karena biasanya diawali adanya tanda-tanda," papar Magister Administrasi Publik itu.
Ia berharap, ilmu yang telah diberikan disalurkan pada siswa lain, lingkup keluarga dan warga di sekitarnya.
Peserta usai mengekuti pendidikan tangguh bencana oleh BPBD Mateng (Foto: Jamal Tanniewa/masalembo.com)
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bahar SSos MSp mengatakan, peserta pelatihan melibatkan siswa SMA 1 Pangale dan SMK Lemo-Lemo. Pelatihan berlangsung dua hari di sekolah masing-masing. Alasan memilih pelajar SLTA sebagai peserta, karena dianggap sudah mampu berbagi ilmu pada semua kalangan. "Misalnya orang tua, terlebih lagi adik-adiknya. Jika setingkat SD atau SMP tentu saja tujuan tidak maksimal," terang Bahar.
Terpisah, Kepala SMA 1 Pangale, Marhuma Z SPd MPd, bersyukur adanya kegiatan BPBD Mateng di sekolahnya. Pelatihan perdana itu dinilai sangat bermanfaat untuk siswa dan guru. Meski peserta pelatihan hanya sebagian kecil, namun dianggap sudah mewakili 360 siswanya.
Pelatihan tangguh bencana di sekolahnya, diharapkan dapat mengurangi trauma yang dialami siswa. Kata dia, pasca bencana di Palu siswanya masih dihantui trauma. "Tapi adanya pelatihan ini kami mulai lega," tandasnya.
Ketua Komisi II DPRD Mateng Fatahuddin Alghafiqhi turut hadir, bersama Kepala Bidang Pelindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Baharuddin Ms, mereka sebagai narasumber. (jml/riz)