Petugas Kesehatan mendatangi bayi kembar penderita gizi buruk Fauzan dan Fauzin di Dusun Ganno, Desa Botteng, Mamuju (Awal S/masalembo.com)
Lantas apa reaksi bupati Mamuju itu usai menerima kiriman foto bayi kembar yang menderita gizi buruk ini?
Ia langsung meneruskan foto ke grup WhatsApp miliknya bersama para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). "Segera berbuat untuk kedua bayi itu," kata Habsi ke anak buahnya melalui pesan elektronik grup WhatsApp.
Ia memerintahkan para Kepala Dinas terkait untuk mengambil tindakan cepat. Kala itu, Habsi sedang berada di Makassar sedang mengikuti pertemuan bupati/walikota pemegang saham di Bank Sulselbar.
Bupati Habsi mengatakan, meski tak berada di Mamuju namun, saat ini zaman sudah berubah, kemajuan teknologi informasi semakin cepat dan tanpa menghalangi interaksi manusia meski dipisahkan jarak. "Jadi kita harus manfaatkan kemajuan itu untuk dapat melihat kondisi masyarakat, tentu kita harus dapat memilah mana yang harus menunggu dan mana yang sifatnya darurat, harus segera ditindak lanjuti," katanya, dikonfirmasi, Kamis (5/9/2019).
Bupati yang juga Ketua DPW Nasdem Sulbar ini menceritakan, pada hari itu Kamis (4/9) pukul 11.24 Wita, dia menerima pesan melalui whatsapp. Beruntung dia langsung mengingat ada grup pejabat pemerintah Mamuju sehingga tidak perlu menungga lama masalah itu teratasi. "Saya langsung teruskan pesan itu kepada OPD agar segera ditindaki secara nyata," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Mamuju Drg Firmon menanggapi hal itu mengatakan, untuk langkah awal terhadap Fauzan dan Fauzin, akan diberikan perawatan oleh dokter spesialis. Selanjunya kedua bayi malang tersebut akan dipantau perkembangannya oleh petugas medis di rumah sakit.
Sejumlah OPD lain pun turut menaruh perhatian. Dinas Ketahanan Pangan salah satunya. Mereka telah mengunjungi kediaman Ahmad, orang tua dari bayi kembar Fauzan-Fauzin. Pihak Dinas Ketahanan Pangan memberikan bantuan sembako ketika tiba di rumah Ahmad di Dusun Ganno, Desa Salletto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju.
Disusul Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Mereka tak ketinggalan hadir, Tim penggerak PKK serta Dinas Sosial. Dinsos sendiri kemudian mengambil langkah membuat jaminan sosial bagi keluarga Ahmad yang selama ini belum memiliki kartu BPJS Kesehatan.
Dari informasi dari pihak Pemkab Mamuju, luputnya bayi kembar itu dari pantauan petugas kesehatan, disebabkan kedua orangnya adalah warga Papalang yang baru berpindah ke Dusun Ganno. Hal itu pula disebut penyebab keluarga Ahmad belum memiliki jaminan kesehatan BPJS. (awl/har).