Dua duta pendidikan Sulbar Iqbal Jalil Hafid dan Herni Pasoloran (Foto: Ist/Edison) |
Mereka adalah Iqbal Jalil Hafid dan Herni Pasoloran. Keduanya berasal dari Kabupaten Pasangkayu. Padahal, mereka relah menunda wisuda di salah perguruan tinggi di kota Palu, demi membawa nama baik daerah.
"Anak saya bersama temannya Herni sebenarnya sudah diwisuda awal bulan ini, tapi karena keinginannya besar mengikuti pemilihan Putra-Putar Pendidikan di Bandung, terpaksa wisudanya ditunda dulu, nanti bulan Mei lagi," kata Muh Hafid, orang tua Iqbal, Senin (12/3)
Hafid juga merasa kesal dengan ulah dua orang pendamping dengan inisial SK dan H, karena telah menelantarkan anaknya selama enam hari tanpa diberi ongkos.
Menurut Iqbal Jalil Hafid, kegiatan pemilihan Putra- Putri Pendidikan dimulai pada tanggal 27 Februari dan berakhir tanggal 3 Maret. Tapi sayangnya, setelah kegiatan selesai, ke dua pendamping meninggalkan mereka.
"Sama sekali kami berdua tidak diberikan biaya saat mereka tinggalkan, dan mereka ancam kami untuk tidak melapor sama orang tua kami. Selama enam hari hanya numpang menginap di rumah teman di Bandung Selatan dua hari satu malam, dan empat hari numpang menginap sama finalis di Markas TNI di kota Bandung," ungkap Iqbal.
Dikatakan Iqbal, sumbangan yang mereka dapat dari proposal, di atas Rp 20 juta. Belum termasuk bantuan dari Dinas Pendidikan Sulbar dan sumbangan Wakil Gubernur Enny Anggraeni Anwar.
Hal yang sama juga dikatakan Herni Pasolorang. Bahkan mirisnya kata Herni, biaya sewa gaun yang dia pinjam dari salah satu butik di kota Palu belum dibayarkan oleh pendamping.
"Ada gaun yang saya sewa Rp1.250.000 dan sampai sekarang belum mereka bayar. Karena gaun yang saya punya sendiri katanya tidak bagus. Belum lagi uang pribadi kami keluar masing-masing Rp. 2.500.000, itu belum kami hitung biaya Kereta Api dari Bandung ke Jakarta dan pembayaran tiket pesawat dari Jakarta ke Palu. Sama sekali kami tidak diberikan uang dan jumlahnya pun kami tidak tau berapa hasil dari proposal yang kami ajukan," beber Herni.
Kedua duta pendidikan Sulbar ini tiba di Pasangkayu pada hari Jumat (9/3) dengan biaya tiket pesawat dibelikan oleh orang tua masing-masing.
Mereka berharap, kejadian yang dialaminya tidak terulang lagi kepada duta pendidikan yang mewakili Sulbar ditahun-tahun berikutnya.
Wartwan media ini mencoba melakukan konfirmasi kepada pendamping pemilihan Putra-Putri Pendidikan ini, namun hingga kini belum dapat terhubung. (eds/har)