Seorang pengunjung jatuh dan tercebur ke laut (Foto: Asrianto/masalembo.com) |
Menurut Rahmat, pengelola jembatan, ambruknya jembatan terjadi saat dua orang pengunjung wanita sedang berfoto selfie sambil melompat.
"Maunya fotonya seperti terbang, jadi pengunjung ini melompat," jelas Rahmat.
Usai melompat, jembatan pun langsung ambruk. Dua orang pengunjung tercebur ke laut langsung ditolong oleh pengunjung lain yang berada di sekitar lokasi kejadian. Beruntung, pengunjung hanya menderita luka lecet dibagian tangan. Perangkat telepon seluler pengunjung pun ikut basah karena terendam air.
Ambruknya jembatan kayu ini diduga karena rapuh sehingga tidak mampu menopang beban yang berat. Lokasi jembatan yang ambruk adalah trek yang lurus pada saat pengunjung masuk. Tak lama berselang jembatan ini langsung diperbaiki kembali oleh pengelola sehingga dapat dilewati kembali oleh pengunjung.
Rahmat menuturkan, sudah lima bulan terakhir dirinya tidak aktif mengelola jembatan pelangi dan diambil alih oleh kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang terdiri dari beberapa pemuda warga sekitar. Sejak diambil alih oleh komunitas tersebut, kondisi jembatan ini sudah mulai sepi pengunjung.
"Beda waktu pertama kali dibuka. Mungkin ini pengelolanya tidak memperhatikan kondisi jembatan. Seperti catnya juga sudah mulai pudar," kata Rahmat.
Jembatan pelangi terletak di Jl. Trans Sulbar, Dusun Sappoang, Kelurahan Amassangan, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulbar, tepatnya di belakang Pos Polisi Kehutanan.
Jembatan sepanjang 200 meter ini dibangun menyerupai huruf T. Awalnya jembatan wisata ini dibuat oleh Dishut Kehutanan Polman sebagai kawasan Mangrove Center. Demi menarik pengunjung, pihak Dinas Kehutanan membuat jembatan berwarna-warni menyerupai pelangi, sehingga disebut sebagai jembatan pelangi.
Sejak dibuka pada tahun 2016 lalu, jembatan ini selalu ramai dan menjadi primadona baru bagi warga kota Polewali yang hendak berwisata. (ant/har)