Tim PDB Unsulbar yang bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) memperkenalkan inovasi pengasapan, pengemasan dan pemasaran berbasis digital. [Foto: Irwan/masalembo.com]
MAJENE, MASALEMBO.COM - Pesisir Somba Kelurahan Mosso Kecamatan Sendana Kabupaten Majene, Sulawesi Barat sejak dulu dikenal sebagai sentra ikan terbang atau tuing-tuing. Ikan ini merupakan hasil tangkapan nelayan dan jadi produk olahan kuliner di pesisir wilayah ini.
Diantaranya jadi ikan asap maupun ikan terbang kering dan jadi mata pencaharian warga sekitar. Sejak beberapa tahun terakhir, daerah ini jadi lokasi Pemberdayaan Desa Binaan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar).
Kali ini, Tim PDB Unsulbar yang bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) memperkenalkan inovasi pengasapan, pengemasan dan pemasaran berbasis digital. Ketua Tim PDB Unsulbar, Muhammad Nur mengatakan, inovasi alat pengasapan ini dibuat dengan sistem tertutup.
"Alat ini gunakan sistem tertutup, dimana ikan dibakar melalui tungku perapian. Sehingga ikan yang dihasikan lebih matang dan penggunakan bahan bakar lebih sedikit dan lebih higienis." kata Muhammad Nur saat praktek penggunaan inovasi tepat guna tersebut, Sabtu 31 Agustus 2024.
"Asap yang dihasilkan tersatu dan keluar melalui cerobong dan tidak menganggu aktifitas warga. Kami juga latih juga cara pengemasan dan pemasaran secara digital," tandasnya.
Inovasi ini pun disambut baik oleh warga sekitar yang merupakan kelompok usaha ikan terpang asap. Ketua Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Poklahsar) Siamasei, Rendiansyah mengatakan, alat ini sangat membantu warga karena lebih efisien dan proses pengasapan cukup singkat dibandingkan dengan cara tradisional.
"Alat ini selain efisien bahan bakar, proses pengasapan cukup singkat dibandingkan dengan alat tradisional yang menghabiskan waktu 3 jam. Kalau ini hanya sejam. Ini meningkatkan produktifitas dan menghemat bahan bakar, karena proses pembakakaran yang cepat karena apinya atau asapnya fokus atau terpusat," ucap Rendiansyah.
Abon Ikan Terbang, Solusi Cegah Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga
Selain inovasi alat pengasapan, Tim PDB Unsulbar juga perkenalkan cara pengolahan ikan terbang jadi bahan baku abon. Seorang dosen dari Departemen Perikanan Unhas, Fahrul mengatakan, diversifikasi olahan hasil perikanan ikan terbang bisa meningkatkan ekonomi warga dan solusi untuk mencegah stunting.
"Ini akan memberikan nilai tambah bagi kelompok pengolah, kemudian produk-produk olahan ini akan meningkatkan komsumsi protein ikan bagi anak dalam proses pertumbuhan sehingga kecerdasan dan kesehatan akan tinggi. Ini juga mengantisipasi stunting pada anak. Harapan itulah yang kita kembangkan menjadi strategi dalam pengembangan hasil perikanan yang ada di wilayah ini," kata Fahrul.
Seorang warga, Sunarti mengatakan, selama ini dirinya hanya mengolah ikan terbang jadi ikan terbang asap dan ikan terbang kering. Olahan abon ikan terbang ini, menurut Sunarti, bisa jadi sumber pendapat baru untuk ekonomi keluarga.
"Selama ini hanya diasap dan dibelah (ikan kering). Sekaran dikembangkan ikan terbang jadi abon. Bisa jadi pendapatan baru dan warga bisa mengembangkan pendapatan untuk ekonomi keluarga. Kami berterimakasih kepada dosen Unsulbar dan Unhas karena diajari bikin abon dari ikan terbang," kata Sunarti.
Selain abon, produk olahan berbahan dasar ikan terbang juga dikembangkan Tim PDB Unsulbar di tempat ini yang merupakan sentra penghasil ikan terbang. Diantaranya, surimi ikan terbang, bakso, rolade, nugget dan kaki naga berbahan dasar ikan terbang.
Sementara itu, seluruh produk yang dihasilkan dikemas dengan menarik. Termasuk mengemas ikan terbang kering agar lebih higienis dan punya nilai jual tinggi dengan pemasaran berbasis digital. (Wan)