Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin (kanan) saat di Kantor BNPD Pusat Jakarta, Rabu 4 September 2024. [Foto: Kominfo Sulbar]
JAKARTA, MASALEMBO.COM - Menanggapi potensi gempa besar yang mungkin terjadi di wilayah Zona Megathrust Indonesia, Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, mengajak seluruh masyarakat untuk memperkuat upaya mitigasi non struktural. Ajakan ini disampaikan Bahtiar dalam pertemuan bersama sejumlah kepala daerah yang digelar di Jakarta pada Rabu, 4 September 2024, atas undangan Deputi Bidang Pencegahan BNPB.
Dalam pertemuan tersebut, Bahtiar menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman gempa dan tsunami, khususnya di wilayah yang berada di bawah bayang-bayang Zona Megathrust. "Meskipun teknologi prediksi gempa belum mampu memberikan informasi yang pasti, kita harus tetap waspada dan aktif melakukan langkah-langkah mitigasi non struktural," ujar Bahtiar dalam keterangan pers, Rabu (4/9).
Mitigasi non struktural yang dimaksud meliputi peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengenali tanda-tanda awal gempa dan tsunami, serta memahami tindakan penyelamatan diri yang tepat. Edukasi dan sosialisasi secara terus-menerus sangat diperlukan agar masyarakat siap menghadapi segala kemungkinan.
Selain itu, Bahtiar juga menyoroti pentingnya koordinasi yang kuat antara pemerintah daerah, institusi terkait, dan masyarakat. "Kita harus memastikan bahwa setiap individu memiliki pengetahuan yang memadai untuk bertindak cepat dan tepat saat bencana terjadi. Ini adalah bagian penting dari upaya mitigasi non struktural," tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, Bahtiar mengajak masyarakat serta seluruh elemen pemerintahan untuk bersama-sama meningkatkan kesiapsiagaan, baik melalui mitigasi struktural seperti membangun bangunan tahan gempa dan merencanakan tata ruang pantai yang aman dari tsunami, maupun mitigasi non struktural.
Bahtiar menggarisbawahi perlunya upaya yang lebih besar dalam hal edukasi dan pelatihan bencana di komunitas, pengecekan dan penyempurnaan jalur evakuasi, serta memastikan informasi dan rambu-rambu evakuasi dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
"Kita tidak bisa hanya bergantung pada infrastruktur fisik saja, tetapi juga harus membangun kesadaran dan kesiapan mental masyarakat. Ini adalah kunci utama dalam mengurangi dampak bencana," tutup Bahtiar. (Ril/har)