-->

Hot News

Perkawinan Usia Anak Jadi Pemicu Angka ATS di Sulbar Masih Tinggi

By On Jumat, Agustus 02, 2024

Jumat, Agustus 02, 2024

Kegiatan Advokasi Penanganan ATS di Ruang Pola Kantor Bupati Majene, Kamis 1 Agustus 2024. [Irwan/masalembo.com]


MAJENE, MASALEMBO.COM - Angka Anak Tidak Sekolah atau ATS di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat tercatat masih tinggi. Berdasarkan data pendataan keluarga tahun 2021 oleh BKKBN,  angka ATS di Majene urutan ketiga di Sulbar setelah Polewali Mandar dan Mamuju. 

Direktur Eksekutif Yayasan Karampuang, Ija Syahruni mengatakan, berbagai faktor jadi penyebab tingginya ATS di Majene. Selain masalah ekonomi, perkawinan usia anak dan bekerja membantu orang tua juga jadi pemicu. 

"Hal yang lainnya adalah akses untuk ke sekolah yang sulit dijangkau. Misalnya orang dari dusun yang tinggalnya di gunung kemudian harus ketika dia SMP atau SMA harus ke daerah kecamatan misalnya. Itu biasanya tidak ada rumah untuk tempat penginap atau transportasi yang tidak memadai," kata Ija dalam Advokasi Penanganan ATS di Ruang Pola Kantor Bupati Majene, Kamis 1 Agustus 2024.

Sejak 2021, Yayasan Karampuang yang didukung SKK Migas dan Mudabala Energy fokus penanganan ATS di Majene sebagai pusat pelayanan pendidikan di Sulbar. Yayasan ini melakukan upaya penanganan ATS berbasis data yang dimulai dari desa hingga tingkat kabupaten. 

"Yang sudah kami lakukan itu adalah kita sudah membuat pelatihan perencanaan pendidikan berbasis data di desa jadi sudah ada perencanaan pendidikan yang berbasis data. Kemudian ini yang bisa menjadi dasar dalam hal ke rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes)," lanjutnya. 

Meski demikian, Yayasan Karampuang terus mendorong Pemerintah Kabupaten Majene dalam upaya penanganan ATS. Ija Syahruni mengatakan, payung hukum tentang penanganan ATS sudah ada namun masih minim aksi. 

"Di Majene sudah banyak regulasi atau payung hukumnya sudah kuat namun implementasinya atau eksekusinya yang masih lemah. Inilah yang kemudian akan menjadi tantangan ke depan," kata Ija Syahruni. 

Yayasan Karampuang juga tetap mendorong pembaruan data dari desa melalui tim penanganan anak tidak sekolah (P-ATS)  di tingkat desa. Berdasarkan Panduan PATS Majene yang didesain dan dilatih Yayasan Karampuang bagi seluruh sekertaris desa di Majene. 

"Intinya melalui kegiatan yang dilakukan yayasan karampuang, kita ingin membangun sistemnya dulu," lanjutnya. 

Sementara itu, Sekertaris Daerah atau Sekda Majene, Ardiansyah mengatakan, Pemerintah Kabupaten Majene terus melakukan berbagai upaya untuk penanganan ATS dengan berkolaborasi sejumlah pihak, termasuk Yayasan Karampuang. 

"Struktur itu penting untuk memulai aksi. Kita akan ramu sedemiakan rupa melibatkan semua stakeholder terkait, baik di jajaran internal seperti Dinas Pendidikan, PMD, Pemberdayaan Perempuan. Dan dari eksternal seperti tokoh masyarakat, dewan pendidikan dan Yayasan Karampuang itu sendiri," kata Ardiansyah. 

"Pekerjaan tahap awal verifikasi sudah dilakukan. Tahap keduanya intervensi. Nah ini yang tadi kita bilang mungkin belum sesuai dengan ekspektasi intervensinya karena intervensi itu butuh biaya dan formula," tandas Ardiansyah. (Wan)

comments
close
Banner iklan disini