MAJENE, MASALEMBO.COM - Demonstrasi ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Mahasiswa Majene (SPMM) di kantor DPRD Kabupaten Majene berakhir dengan kericuhan pada Jumat sore (23/8/2024). Para demonstran yang jumlahnya jauh melebihi aparat keamanan berhasil memasuki dan menduduki gedung dewan.
Jenderal Lapangan SPMM, Misbahuddin, menjelaskan penyebab memuncaknya emosi massa. "Kericuhan terjadi ketika kami berhasil masuk ruang rapat paripurna dan meminta bertemu anggota DPRD Majene," ujarnya.
Para demonstran menuntut DPRD Majene membuat pernyataan sikap resmi untuk memboikot Pilkada serentak 2024 jika putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 dan 70 tidak dijalankan.
"Meskipun Wakil Ketua DPR RI sudah menyatakan revisi UU Pilkada batal disahkan, kami ingin menegaskan kembali ke DPR RI melalui DPRD Kabupaten bahwa aspirasi mahasiswa adalah agar semua pihak taat pada konstitusi," tegas Misbah.
Namun, kekecewaan massa memuncak ketika hanya satu dari 25 anggota DPRD Majene yang hadir menemui mereka. "Ke mana 24 anggota DPRD lainnya? Padahal mereka tetap digaji dengan uang rakyat," kesal Misbahuddin.
Situasi ini kemudian memicu aksi perusakan di ruang paripurna DPRD Majene. Misbahuddin menyayangkan sikap anggota dewan yang enggan menemui dan menyatakan sikap bersama aliansi, padahal DPR RI telah menyatakan pembatalan revisi UU Pilkada.
"Kami mempertanyakan kinerja anggota DPRD Majene. Bukankah tugas mereka mendengarkan aspirasi masyarakat?" tanya Misbahuddin.
Terkait insiden perusakan fasilitas di ruang paripurna, Misbahuddin menyampaikan permohonan maaf. Ia berharap kejadian ini menjadi evaluasi bagi semua pihak agar tidak terulang di masa depan.
"Dalam aksi demonstrasi kemarin, situasinya sangat dinamis. Kami berharap ke depannya, jika ada aksi mahasiswa, seluruh anggota DPRD hadir menemui massa," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris DPRD Majene Mattalundru, mengungkap sejumlah kerusakan fasilitas di ruang sidang DPRD Majene. Seperti kursi, meja hingga microphone.
“Jadi kita perkirakan kerugian yang dialami Ratusan juta rupiah,” ujar Mattalundru dikutip Radar Sulbar, Sabtu (24/8).
Buntut kerusakan ini kata Mattalundru, terpendingnya sejumlah rapat di DPRD Majene. (Har/red)