BUTON TENGAH, MASALEMBO.COM - Pemerintah Kabupaten Buton Tengah melalui Penjabat (Pj) Bupati, Andi Muhammad Yusuf berkomitmen dalam menekan penurunan angka stunting di wilayah yang dikenal dengan julukan Negeri 1.000 Goa.
Hal itu dibuktikan dengan peresmian dan sosialisasi pengembangan Bina Keluarga Balita Holistik Integritas Unggulan (BKB HIU) di kampung KB tingkat Kabupaten Buton Tengah yang bertempat di Kelurahan Boneoge, Kecamatan Lakudo.
Diawal sambutannya, Pj Bupati Andi Muhammad Yusuf memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya acara tersebut terkhusus kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memfasilitasi sehingga kegiatan ini dapat terlaksana.
Andi Muhammad Yusuf menjelaskan Bina Keluarga Balita Holistik Integritas Unggulan atau BKB HIU merupakan wujud nyata implementasi penyelenggaraan kelas pengasuhan orang tua yang dapat mendukung program percepatan penurunan stunting melalui program pelayanan holistik dan integratif sehingga setiap anak harus mendapatkan pelayanan pendidikan, perawatan kesehatan gizi dan pengasuhan secara terpadu dan terintegrasi antara pihak terkait yaitu BKB, Posyandu dan PAUD.
"Melalui kegiatan acara yang berlangsung pada hari ini, tercipta komitmen bersama seluruh pihak bersama masyarakat dalam berbagi tanggung jawab berperan serius mengupayakan pencegahan dan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Buton Tengah," ucap Andi Yusuf, Kamis (16/11/2023).
Lebih lanjut Andi Yusuf mengungkapkan Bina Keluarga Balita BKB merupakan sebuah program dari pemerintah dalam rangka pembinaan keluarga untuk mewujudkan tumbuh kembangnya balita secara optimal. Dan tujuannya, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran dan sikap orang tua serta anggota keluarga untuk mempersiapkan pendidikan anak usia nol sampai dengan bawah lima tahun.
"Masa emas (Golden Period) anak balita harus dibenahi dengan baik dan apabila itu tidak dilakukan, maka anak tersebut akan mengalami gangguan perkembangan emosi, sosial, mental, intelektual dan moral yang nantinya dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak dimasa yang akan datang. Olehnya itu, melalui program ini sebagai percepatan penurunan stunting dapat terwujud generasi emas Indonesia pada tahun 2045 nantinya," beber Andi Yusuf.
Program ini juga sambung orang nomor satu di Buton Tengah ini merupakan bagian dalam rangka mewujudkan visi misi pemerintah daerah melakukan upaya berbagai akselerasi pembangunan dalam menyelesaikan masalah-masalah terjadi di masyarakat, dan salah satunya adalah masalah kualitas sumber daya manusia menjadi indikator utama dalam mengukur kemajuan suatu daerah.
Masih dikatakan Andi Yusuf, permasalahan stunting menjadi fokus pemerintah daerah untuk berkewajiban memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak. Sehingga ia meminta seluruh organisasi perangkat daerah bersama stakeholder terkait untuk melakukan inovasi, agar upaya pemenuhan gizi dan tumbuh kembang generasi khusus di Kabupaten Buton Tengah bisa dapat terpenuhi.
"Saya minta para dokter, bidan desa, dan petugas gizi puskesmas bersama-sama dengan kader di masing-masing desa/kelurahan, untuk melakukan penelusuran penemuan bayi dan balita yang berpotensi gangguan tumbuh kembang (stunting) untuk segera ditangani serius bersama-sama," pinta Andi Yusuf.
Disamping itu, para camat juga diharapkan dapat menfasilitasi dan berkoordinasi dengan pemerintah desa/kelurahan untuk memastikan kegiatan pemerintah dalam rangka penurunan dan pencegahan stunting dapat benar-benar dilakukan dengan baik mengunakan kegiatan yang teralokasi lewat dana desa dan dana yang dikelola kelurahan (Adv).
Penulis : Muhammad Al Rajap