TOLITOLI, MASALEMBO.COM - Perairan Laut Tolitoli menjadi saksi sejarah pertama kalinya berlayarnya Perahu Sandeq Mini dalam upaya pelestarian warisan budaya Mandar. Dalam acara yang dipimpin oleh Syarif Pamboang, Ketua Panitia sekaligus Inisiator Kegiatan, hadir juga Kepala Desa Ogotua, Abd Malik, yang secara resmi membuka acara ini.
"Sebelum kita menyelami peristiwa bersejarah ini, penting untuk memahami beberapa poin yang mendasari kegiatan ini," kata Syarif Pamboang dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/11/2023).
Dia mengatakan, hal pertama Sandeq adalah sebuah warisan budaya Mandar, mengemban peran historis sebagai alat pencari ikan tanpa mesin di laut. Namun, dengan perubahan zaman, fungsi sandeq berubah. Pelestarian melalui kegiatan semacam ini mendesak karena jika tidak, generasi mendatang hanya akan mengenal Sandeq sebagai sebutan tanpa memahami nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Dikatakan, tema kegiatan "Ingga'e Nipasiama'i Palluluareang" mengangkat semangat persatuan dalam masyarakat Mandar, menyoroti bahwa mereka tidak hanya dikenal sebagai pelaut handal, tetapi juga sebagai komunitas yang memiliki keragaman profesi.
"Ini adalah momen berharga untuk menjalin silaturahmi di luar kesibukan profesi, dari pelaut hingga pegawai pemerintahan dan pendidik. Kegiatan ini juga memberi dampak positif tidak hanya pada persatuan orang Mandar tetapi juga pada masyarakat umum, menciptakan daya tarik bagi wisatawan lokal dan membantu perekonomian lokal," ucap Syarif.
Selain itu, sambungnya, pemilihan lokasi kegiatan di Sambua Desa Ogotua memberikan akses luas bagi masyarakat dan wisatawan tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kegiatan ini diresmikan oleh Kepala Desa Abd Malik, yang tidak hanya mengapresiasi acara ini tetapi juga berjanji untuk memberikan dukungan dana jika kegiatan serupa diadakan kembali.
Peristiwa bersejarah ini mencerminkan komitmen kuat untuk melestarikan warisan budaya Mandar, mempererat persatuan, serta memberikan dampak positif pada ekonomi lokal.
"Perahu Sandeq Mini yang berlayar hari ini adalah simbol perjuangan untuk mempertahankan kekayaan budaya yang kaya dan mendalam bagi generasi mendatang," pungkas Syarif. (Ril/Har)