WASHINGTON, MASALEMBO.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan "jeda kecil taktis" dalam pertempuran di Gaza. Jeda kecil dimaksudkan untuk memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan atau memungkinkan keluarnya sandera yang ditahan oleh militan Hamas.
Namun pemimpin Israel itu menegaskan kembali penolakan negaranya terhadap gencatan senjata tanpa pembebasan semua orang Israel yang ditawan di daerah kantong Palestina yang dikuasai Hamas.
Netanyahu melontarkan komentar tersebut dalam sebuah wawancara televisi AS, Senin (6/11/2023).
“Saya pikir Israel, untuk jangka waktu yang tidak terbatas, akan memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan karena kita telah melihat apa yang terjadi jika kita tidak memiliki tanggung jawab keamanan tersebut,” kata Netanyahu kepada ABC News dikutip dari Reuters.
Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden dilaporkan telah membahas potensi “jeda taktis” melalui panggilan telepon terbaru mereka.
Sementara, pada hari Selasa, juru bicara Gedung Putih John Kirby mencatat komentar Netanyahu kepada ABC mengenai kemungkinan jeda tersebut, dan mengatakan kepada MSNBC dalam sebuah wawancara:
"Kami akan terus berbicara dengannya tentang hal ini dan, jika diperlukan, kami akan melihat apa yang dapat kami lakukan untuk mengatasinya, membantu menempatkannya pada tempatnya."
Israel melancarkan serangan udara dan darat terhadap Hamas setelah kelompok militan tersebut melancarkan serangan mematikan di Israel selatan bulan lalu, menewaskan 1.400 orang dan menyandera 240 lainnya. Pengeboman Israel telah menewaskan sedikitnya 10.000 orang di Gaza, menurut otoritas kesehatan daerah kantong Hamas tersebut.
Baik Israel maupun Hamas menolak tekanan internasional yang semakin besar untuk melakukan gencatan senjata. Israel mengatakan Hamas harus membebaskan para sandera terlebih dahulu, sementara pihak Hamas tidak akan membebaskan mereka atau menghentikan pertempuran ketika Gaza sedang diserang. (Har/Red)