KENDARI, MASALEMBO.COM - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulawesi Tenggara, Anton Timbang menyebut ada dua isu ekonomi yang patut dicermati dalam Rapimprov Kadin Sultra tahun 2023.
Yang pertama, terjadi pergeseran sektor usaha terhadap distribusi PDRB Sultra, di mana tahun 2005 sektor pertanian sangat mendominasi hingga 42 persen, tapi tahun 2022 trennya menurun menjadi 23 persen, meskipun dari sisi volume dan nilainya tetap tumbuh.
Namun tidak sebesar sektor pertambangan terutama nikel yang mulai bangkit di tahun 2010, dan saat ini memberikan kontribusi sebesar 20 persen. Ada fenomena menarik bahwa pertumbuhan sektor pertambangan belum dapat meningkatkan sektor industri pengolahannya yang baru mencapai sekitar 5-8 persen.
Data BPS menunjukkan bahwa produksi pertambangan nikel terdiri dari 22,5 juta ton biji nikel dan 120 ribu ton Fero nikel.
"Ini menunjukkan pertambangan nikel kita baru mengahasilkan bahan setengah jadi. Untuk itulah kami terus mengusulkan agar pemerintah dapat meningkatkan kebijakan hilirisasi industri pengolahan nikel untuk pembuatan baterai, industri pengalengan, stainless stell dan berbagai produk akhir lainnya," ucap Anton Timbang, Sabtu (25/11/2023).
Selain itu Anton Timbang juga menjelaskan bahwa produksi aspal Buton tercatat 91 ribu ton, sedangkan cadangan deposit aspal mencapai 660 juta ton. Di sisi lain kebutuhan aspal untuk jalan nasional mencapai 1,2 juta ton per tahun, sementara yang 44-40 persen dipenuhi dari impor.
Terkait hal tersebut, lanjut pria yang akrab disapa AT ini, dukungan kebijakan pemerintah juga sudah cukup memadai. Dan kabar baiknya aspal Buton telah masuk dalam E-Catalog Sultra dan juga telah menjadi program prioritas lembaga kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah dalam E-Catalog Nasional.
"Kondisi inilah yang selalu kami sampaikan di berbagai kesempatan Rapimnas dan Rakorwil Kadin. Kami juga telah mendapat restu dari Ketum Kadin Indonesia untuk mendiskusikan masalah tersebut dengan seluruh ketua Kadin provinsi agar industri aspal dapat menjadi peluang investasi yang menarik. Sebagaiman arahan Presiden RI saat berkunjung langsung ke Buton, yang mana Presiden memberikan arahan agar pemanfaatan aspal Impor tahu 2024 dihentikan untuk mengembangkan potensi aspal Buton," beber AT.
Dan yang kedua, adalah tentang sektor pertanian, khusunya komoditi beras dan perikanan. Hal perlu dicermati karena ini adalah kebutuhan pokok yang selalu memicu inflasi di Sultra.
"Meskipun Pemprov Sultra telah berhasil menekan tingkat inflasi dari 5,32 persen di bulan Juni menjadi 3,46 persen di September dan 3,41 persen di Oktober 2023. Namun komoditas beras menjadi kontributor terbesar di bulan September yaitu 0,36 persen," urai AT.
Penulis : Muhammad Al Rajap