GAZA, MASALEMBO.COM - Untuk kali pertama pasca pengepungan Israel sejak 12 hari lalu, 20 truk membawa bantuan kemanusiaan darurat memasuki jalur Gaza dari perbatasan Mesir-Rafa, Sabtu (21/10/2023). Pengiriman bantuan kemanusian itu setelah pemboman besar-besaran Israel semalaman yang menewaskan puluhan warga Palestina.
Presiden AS Joe Biden kepada Reuters mengatakan, awal pekan ini kesepakatan telah dicapai untuk mengirimkan 20 truk bantuan yang melintasi titik perbatasan Rafah di Gaza dengan Mesir. Biden menyebut pada hari Jumat kemarin bahwa ia yakin truk pertama tersebut akan melewati perjalanan ke Gaza dalam waktu 48 jam.
Para saksi mata mengatakan, lima belas dari 20 truk sudah berada di wilayah Gaza, di perbatasan yang dikawal oleh Bulan Sabit Merah Palestina dan sedang bersiap untuk melanjutkan ke penerima di daerah berpenduduk.
Truk tersebut dapat melintas setelah perselisihan diplomatik selama berhari-hari mengenai kondisi pengiriman bantuan. Namun, jumlah bantuan yang masuk hanya sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan warga di Gaza, di mana “pengepungan total” dilakukan Israel telah menyebabkan 2,3 juta penduduknya kehabisan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar, yang menurut PBB merupakan bencana kemanusiaan yang terus meningkat.
Pengiriman truk bantuan tersebut mencakup tim evakuasi korban yang akan diterima dan didistribusikan oleh organisasi Bulan Sabit Merah Palestina. Kelompok Islam Palestina Hamas, yang menguasai Gaza, mengatakan pengiriman tersebut termasuk obat-obatan dan makanan dalam jumlah terbatas tetapi tidak termasuk bahan bakar.
Padahal, pejabat kesehatan Palestina mengatakan kekurangan bahan bakar membahayakan nyawa pasien termasuk orang-orang yang terluka akibat serangan udara. Saat ini empat belas pusat kesehatan telah menghentikan operasinya karena kekurangan bahan bakar.
Para pejabat PBB mengatakan setidaknya 100 truk setiap hari diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mendesak dan menyelamatkan nyawa korban sipil Palestina. Namun, pengiriman bantuan yang harusnya terus dilakukan sebuah hal yang sulit saat ini karena Israel terus melakukan pemboman yang menghancurkan di wilayah tersebut siang dan malam. (Har/Red)