MAJENE, MASALEMBO.COM - Direktorat Jenderal Kebudayaan bersama Komunitas Budaya dan Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Majene akan menggelar kegiatan Student on Sandeq 2023 dengan tema "Pewarisan Nilai Budaya di Atas Laut." Acara yang berlangsung selama beberapa hari ini bertujuan untuk melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya bahari dari suku Mandar di Sulawesi Barat.
Peserta terdiri dari 40 siswa SMA/SMK yang berasal dari 6 sekolah di Kabupaten Majene dan Polewali Mandar. Selama acara, mereka mendapatkan pengalaman langsung tentang praktek pembuatan perahu sandeq dan berbagai ritual adat yang mengiringi pembuatan perahu tersebut.
Puncak acara ini adalah seminar kebaharian dengan tema "Pewarisan Nilai Budaya di Atas Laut," dihadiri oleh narasumber terkait budaya bahari, seperti Muhammad Ridwan Alimuddin (aktifis di isu bahari dan literasi di Sulawesi Barat), kemudian JJ Rizal (sejarawan dan Direktur Penerbit Komunitas Bambu), serta Ramon Y. Tungka (aktor dan tokoh petualang muda inspiratif).
Rangkaian acara juga mencakup workshop yang melibatkan para passandeq (awak perahu sandeq), pemilik, dan pembuat perahu sandeq. Diharapkan melalui kegiatan ini, peserta dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai kebudayaan bahari Mandar yang kaya dan menguatkan rasa kebanggaan pemuda terhadap warisan budaya mereka.
"Perahu sandeq menjadi simbol kehebatan maritim masyarakat suku Mandar sejak jaman dahulu. Melalui kegiatan Student on Sandeq 2023, upaya pelestarian budaya dan nilai-nilai luhur ini diharapkan dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang untuk mempertahankan identitas dan kekayaan budaya bahari Mandar yang unik," kata Muhammad Irfan, panitia penyelenggara kegiatan.
Melalui rilis yang diterima redaksi masalembo.com, Rabu (2/8/2023) Muhammad Irfan menjelaskan, dalam acara Student on Sandeq 2023, para peserta diajak untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang perahu sandeq sebagai ikon kehebatan maritim masyarakat suku Mandar. Perahu sandeq kata dia, bukan hanya sekadar alat transportasi laut, tetapi juga merupakan penjaga nilai-nilai budaya dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
"Dalam proses pembuatan perahu sandeq, nilai-nilai kebudayaan suku Mandar sangat terlihat, sebab setiap tahapan, mulai dari pemilihan pohon hingga ritual sebelum turun ke laut, dijalani dengan mengikuti serangkaian adat dan upacara yang dipegang teguh oleh masyarakat suku Mandar," ujarnya.
Kegiatan Student on Sandeq 2023 ini lanjut Irfan, merupakan upaya konkret dalam melestarikan dan memperkuat identitas budaya bahari Mandar. Melalui Sandeq class (indoor dan outdoor), pelayaran, seminar kebaharian, dan workshop, peserta diajak untuk menghargai dan memahami nilai-nilai kearifan lokal yang melekat dalam pembuatan perahu sandeq.
"Dengan melibatkan narasumber berpengalaman dalam budaya bahari, sejarah, dan literasi, peserta diberikan kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang warisan nenek moyang masyarakat suku Mandar yang tak ternilai. Selain itu, juga diharapkan dapat membangkitkan rasa kebanggaan terhadap kekayaan budaya bahari yang ada di Sulawesi Barat, khususnya di wilayah Majene," Muhammad Irfan.
Dikatakan, kegiatan Student on Sandeq 2023 tidak hanya sekadar menjadi ajang untuk belajar tentang perahu sandeq, melainkan juga sebagai bentuk pelestarian dan penguatan nilai-nilai budaya bahari Mandar bagi generasi muda. Dengan pengalaman yang diperoleh selama acara, diharapkan peserta akan semakin menginternalisasi nilai-nilai luhur tersebut dan menjadi pelaku dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan yang kaya dan unik dari suku Mandar. (Ril/Har)