Kondisi gedung SD Negeri 30 Babasondong di Desa Kabiraan yang rubuh akibat gempa 2021 lalu hingga kini belum tersentuh perbaikan. [Foto: egi/masalembo.com] |
MAJENE, MASALEMBO.COM - Tiga tahun sudah berlalu sejak gempa dahsyat melanda Sulawesi Barat pada tahun 2021, meninggalkan banyak infrastruktur yang rusak parah, termasuk fasilitas pendidikan di kecamatan Ulumanda dan Malunda Kabupaten Majene.
Menurut Herman, Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Majene, infrastruktur pendidikan merupakan aspek yang paling mendasar yang harus diperbaiki. Beberapa sekolah di kecamatan Ulumanda, hingga saat ini, telah melakukan kegiatan belajar mengajar di tenda darurat di halaman sekolah sebagai tempat alternatif untuk belajar.
"Situasi ini tidak ideal karena tidak menjamin kesehatan dan keselamatan siswa, terutama di bawah teriknya matahari pada pukul 11 siang," ujar Herman.
Berbicara kepada awak media, Jumat (5/5/2023), Herman mengungkap, beberapa siswa bahkan harus menggunakan rumah warga sebagai kelas sementara untuk memperoleh ilmu. Situasi ini terjadi selama tiga tahun terakhir.
Herman menambahkan bahwa beberapa sekolah yang terkena dampak parah akibat gempa, seperti SDN 13 Inpres Kabiraan Desa Sulai, SD 30 Babasondong, SDN 19 Tamerimbi Desa Kabiraan, SD 28 Aholeng Desa Mekatta Kecamatan Malunda, hingga saat ini belum diperbaiki sama sekali.
Selain itu, sarana pendidikan untuk masyarakat dua desa tersebut menjadi catatan kelam bagi anak-anak yang ingin menuntut ilmu. Oleh karena itu, pihak yang terkait harus memberikan prioritas agar segera diperbaiki.
"Kita berharap agar pemerintah, terutama Dinas Pendidikan, memberikan perhatian secara serius," ujarnya.
Sementara itu, Pl Kadispora Majene Suardi belum dapat memberikan keterangan. Sebelumnya, Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Majene Mithhar Tha Ali menyebut, pihaknya telah mengusulkan puluhan sekolah di dua kecamatan untuk rehab.
"Kita usulkan semua melalui Kementerian, beberapa sekolah juga sudah diintervensi," kata Mithhar akhir Desember 2022 lalu.
Kepala Dinas Pendidikan Majene, Mithhar, mengatakan, sekolah akan dibangun kembali tahun depan.
"Iya benar, jumlahnya di atas 10 sekolah, saya belum dapat data pastinya karena masih sementara proses validasi data," ucap Mithhar di Majene, Kamis (21/7/2022)
Ia mengungkap kepastian pembangunan puluhan gedung sekolah tahun 2023 diperoleh berdasarkan data yang dikirim oleh Kementerian Pendidikan melalui aplikasi krisna.
Menurut Mithhar, anggaran pembangunan gedung berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp237 miliar.
Dikatakan, sekolah yang terdampak gempa menjadi skala prioritas, sebab hingga saat ini ratusan siswa masih terganggu proses belajar karena bangunan yang rusak.
Kadis yang mantan Ketua KNPI Majene itu juga mengatakan selain pembangunan sekolah, pengadaan sarana dan prasarana seperti komputer dan laboratorium juga masuk dalam item yang akan direalisasikan setelah anggaran Rp237 miliar yang berasal dari DAK dikucurkan pemerintah. (Har/red)