-->

Hot News

SMP Satap 9 Panggalo Butuh Perhatian Pemerintah

By On Jumat, Mei 12, 2023

Jumat, Mei 12, 2023


MAJENE, MASALEMBO.COM - Sejak berdiri 10 tahun lalu, kini SMP Satap 9 Panggalo di Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene belum pernah tersentuh perbaikan. Padahal, sekolah ini hanya memiliki dua ruang kelas yang sejak dibangun hingga saat ini masih begitu-begitu saja.

Kepala Satap 9 Panggalo, Suarman kepada awak media ini menceritakan, sekolahnya itu kini cukup memprihatinkan. Tak ada ruang guru, meja guru, dan mobiler lainnya tak tersedia. "Apalagi ruang Kepala Sekolah yang sudah rusak," katanya.

Tentang masalah ini, Suarman mengatakan, telah menyampaikan ke sejumlah pihak. Selain ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Pemda Majene bahkan telah disampaikan langsung kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Majene saat berkunjung ke Kecamatan Ulumanda belum lama ini.


"Saya sudah sampaikan ke pak Sekda kemarin, terserah pemerintah mau urus atau tidak, yang jelas anak-anak disana masih tetap belajar dan guru-guru masih aktif semua," ujar Suarman.

Untuk diketahui, SMP Satap 9 Panggalo ini berada di daerah pegunungan Kecamatan Ulumanda. Jaraknya sekitar 30 km dari Jalan Poros Mamuju-Majene. Meskipun daerah ini berada di kecamatan Ulumanda, namun secara geografis lebih dekat ke Kecamatan Tammerodo Sendana, sehingga untuk ke sana warga lebih memilih lewat kecamatan Tammerodo ketimbang lewat Ulumanda.

Untuk sampai ke Panggalo dan masuk ke SMP Satap 9 ini, dibutuhkan energi ekstra karena kita akan melewati medan yang cukup menantang, yaitu melewati pegunungan. Setelahnya lembah, jalanan yang bebatuan bercampur tanah licin ketika hujan juga menjadi hal yang sangat menyulitkan.


"Intinya sulit lah kalau kita mau ke sana, makanya kami ya kalau sudah naik, turunnya lama biasa," kata Suarman.

Sumidin, salah seorang warga desa Panggalo berharap sekolah yang ada di kampungnya itu tidak dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Pasalnya SMP Satap 9 Panggalo adalah satu-satunya sara pendidikan pasca SD di kampung itu, dan ketika sekolah itu tidak beroperasi maka anak-anak akan sangat kesulitan untuk melanjutkan sekolahnya di jenjang pendidikan menengah pertama. 

"Karena jarak ke pinggiran sangat jauh, tidak mugkin mau turun sekolah setiap hari," ujar Sumidin. (Hr/Ril)

comments
close
Banner iklan disini