Ketua Dekopi Sulbar Muhammad Idris DP (putih), bupati Mamasa Ramlan Badawi dan pengurus Dekopi Sulbar saat berkunjung ke Mamasa, Sabru (10/12/2022). [Foto: Kominfo Sulbar] |
MAMASA, MASALEMBO.COM - Berdasarkan data Litbang Pemprov Sulbar, kopi termasuk komoditas unggulan daerah kedua setelah kakao untuk Sulawesi Barat. Pada tahun 1980-an, kopi “Arabika Mamasa” Sulawesi Barat pernah dikenal sampai ke Eropa.
Luas pengembangan kopi saat ini telah mencapai 23.419 hektar. Sentra utama pengembangan berada di Kabupaten Mamasa dengan luas 19.117 hektar. Keluarga tani yang terlibat dalam usaha tani kopi sebanyak 35.460 kepala keluarga. Jenis kopi yang sedang berkembang di Mamasa saat ini adalah jenis arabika dengan luas 11.983 hektar dan jenis robusta dengan luas 7.134 hektar. Produktivitas yang telah dicapai petani untuk jenis arabika hanya sebesar 0,39 t/hektar dan robusta 0,40 t/hektar.
Atas dasar itu, Pengurus Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Provinsi Sulawesi Barat melakukan pertemuan di Mamasa, Sabtu (10/12/2022).
Ketua Dekopi Sulbar Muhammad Idris mengatakan, agenda pertemuan di Mamasa sekaligus mengukuhkan Mamasa sebagai Kabupaten Kopi. Apalagi kata dia Mamasa merupakan destinasi provinsi Sulawesi Barat.
"Kita ingin mengawinkan itu, Mamasa sebagai destinasi wisata dan Mamasa sebagai Kabupaten Kopi. Kita ingin menghadirkan agrowisata yang basisnya adalah kopi," ujar Idris.
Idris berharap dengan dikukuhkannya Mamasa sebagai kabupaten kopi akan dapat menjadikan Sulbar sebagai salah satu sentra utama kopi di Indonesia. (Hr/Red)