MAJENE, MASALEMBO.COM - Fun Thinkers Match Frame merupakan suatu media pembelajaran yang dapat dipilih dalam pembelajaran pada kurikulum sekolah dasar. Alat peraga ini sangat cocok bagi murid SD yang senang belajar sambil bermain sehingga mereka tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas.
TIM PKMS Fakultas MIPA Unsulbar melihat hal ini sebagai potensi yang dapat dikembangkan, sehingga mereka menggelar kegiatan Pelatihan Pembuatan Fun Thinkers Match Frame Bagi Guru di salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Majene.
Tim PKMS FMIPA Unsulbar ini terdiri dari tiga orang dosen, yakni Darma Ekawati, Fardinah, dan Ahmad Ansar. Mereka dibantu sejumlah mahasiswa Prodi Matematika dan Statistika.
Tim memberikan pelatihan kepada guru-guru SD Negeri 2 Bababulo, Kecamatan Pamboang, Majene. Lokasi ini dipilih setelah melakukan observasi singkat dengan kepala sekolah dan guru di sekolah tersebut, yang secara umum belum mengenal media pembelajaran Fun Thinkers Match Frame.
Pelatihan yang dilaksanakan pada Selasa, 27 September 2022 dihadiri Kepala Sekolah dan 13 guru SD Negeri 2 Bababulo. Pada sesi pertama pelatihan, Darma Ekawati selaku Ketua Tim PKMS memaparkan pentingnya menggunakan media pembelajaran yang menarik dalam menjelaskan materi kepada siswa sekolah dasar.
Dalam paparannya, Darma Ekawati mengatakan bahwa karakteristik anak sekolah dasar yang menonjol adalah senang bermain, selalu bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Sehingga guru SD dituntut untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan dengan memanfaatkan media pembelajaran dirancang dengan teknik belajar sambil bermain.
Selanjutnya, dijelaskan mengenai apa itu Fun Thinkers Match Frame dan bagaimana cara membuat Fun Thinkers Match Frame yang sederhana.
“Fun Thinkers Match Frame merupakan media yang terdiri dari bingkai kotak dan lembar kerja yang didesain menarik. Media ini dirancang untuk mengasah kemampuan berfikir dan perkembangan intelektual siswa yang disajikan dalam bentuk permainan, sehingga dapat membantu siswa belajar secara mandiri," kata Darma Ekawati.
Dijelaskan bahwa media pembelajaran ini sangat cocok bagi siswa SD. Dan guru-guru dapat membuatnya dengan bahan yang mudah didapat, dapat digunakan/dikembangkan untuk mata pelajaran lain selain matematika serta disesuaikan dengan pembelajaran tematik.
Pada sesi kedua, para guru secara langsung mempraktekan bagaimana membuat dan menggunakan alat peraga tersebut. Antusiasme dan semangat terlihat sangat jelas.
Di bagian akhir kegiatan, guru memberikan masukan dan saran terhadap kegiatan yang telah dilakukan. "Guru sangat senang dengan pelatihan ini karena mereka belum pernah melihat dan menggunakan media ini sebelumnya," terang Darma Ekawati.
Sementara, salah seorang peserta pelatihan, Zakiyah, S. Pd mengatakan, sangat yakin murid-muridnya akan senang menggunakan media Fun Thinkers Match Frame dan mampu meningkatkan pemahaman mereka dalam materi yang diberikan.
“Alat peraga ini sangat menyenangkan karena bisa membuat siswa belajar sambil bermain dan bisa digunakan untuk hampir semua materi pelajaran khususnya untuk kelas rendah," kata Zakiyah, guru di SDN 2 Bababulo itu.
Di kesempatan itu, Kepala SDN 2 Bababulo H. Badaruddin, S.Pd.SD mengaku senang dengan adanya pelatihan tersebut. "Kami sangat senang dengan pelatihan ini karena mampu menambah wawasan bagi guru-guru kami dan kami berharap pelatihan serupa dapat dilakukan materi-materi lain yang menarik dan sesuai kebutuhan guru sekolah dasar," ungkapnya.
Sekedar untuk diketahui, Pelatihan Pembuatan Fun Thinkers Match Frame sengaja diperuntukkan untuk guru-guru sekolah dasar sebab perkembangan kemampuan kognitif seoang anak dimulai pada saat mereka memasuki jenjang sekolah dasar. Pada tahap ini, siswa berada pada masa yang sangat baik dalam menyerap informasi dan pelajaran dari lingkungannya. Oleh karena itu, penanaman konsep sangat penting untuk memastikan keberhasilan belajar siswa di masa yang akan datang.
"Materi pelajaran di tingkat sekolah dasar menjadi penting sebagai fondasi dalam mendukung perkembangan kognitif pada jenjang pendidikan berikutnya. Guru harus dapat menentukan suatu metode atau membuat media pembelajaran menarik dalam proses pembelajaran di kelas untuk memastikan siswa memahami materi pelajaran dengan baik," terang Darma Ekawati, dosen Statistika FMIPA Unsulbar itu. (Hr/Ril)