Bupati Majene Andi Achmad Syukri saat menunggang kuda di acara pawai Sayyang Pattuqdu di Majene, Kamis 11 Agustus 2022. [egi/masalembo.com]
MAJENE, MASALEMBO.COM - Pemerintah Kabupaten Majene segera mengusulkan Sayyang Pattuqdu atau "Kuda Menari" sebagai warisan budaya tak benda ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.
Bupati Majene Andi Achmad Syukri mengatakan hal tersebut saat membuka dan melepas peserta pawai Sayyang Pattuqdu, Kamis (11/8/2022).
"Kami minta kepada dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk segera mengusulkan tradisi Sayyang Pattuqdu dapat diakui menjadi warisan budaya tak benda wilayah Majene oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Syukri.
Andi Syukri mengatakan, dengan adanya pengakuan tersebut, diharapkan tradisi Sayyang Pattuqdu akan menarik wisatawan baik lokal hingga nasional dan dapat meningkatkan kesadaran budaya warga Majene dari generasi ke generasi berikutnya.
Bupati mengaku, sangat mengapresiasi keikutsertaan semua pihak atas terselenggaranya pawai budaya Sayyang Pattuqdu. Kegiatan tersebut digelar dalam rangka peringatan Hari Jadi Majene (HJM) ke-477 yang puncaknya pada 15 Agustus pekan ini.
"Atas nama kepala daerah saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang menunjukkan komitmen dalam upaya pelestarian budaya daerah dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pada hari ini. Terwujudnya kegiatan ini sebagai wujud persatuan seluruh elemen Pemerintah Kabupaten Majene untuk pondasi yang kuat membangun litaq pembolongan Kabupaten Majene," ujar Andi Syukri.
Pawai budaya Sayyang Pattuqdu diikuti puluhan kuda (sayyang) dari sejumlah instansi OPD, kecamatan, lurah dan desa.
Pembukaan dan pelepasan pawai kegiatan digelar depan Stadion Prasamya Mandar Majene. Diihadiri pada pimpinan Muspida, Kepala OPD dan sejumlah warga. Ratusan orang juga tampak hadir menyaksikan pawai di sepanjang jalan AP Pettarani depan SMP Negeri 2 Majene bahkan sampai di depan kantor Golkar lingkungan Kampung Baru Majene.
Panitia Penyelenggara Kegiatan Afiyat Mulwan mengatakan, kegiatan ini diagendakan digelar setiap tahun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemda Majene.
Kegiatan ini diklaim sebagai wahana pelestarian nilai-nilai tradisi budaya di Kabupaten Majene, sehingga ini dilakukan sebagai cara menginternalisasi dan mensosialisasikan warisan budaya tak benda tersebut kepada seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Majene.
"Tujuan akhirnnya adalah bagaimana kegiatan festival ini bisa menggerakkan perekonomian daerah," pungkas Afiyat. (Hr/Red)