Kondisi lokasi pengungsian di Aholeang Desa Mekatta, Kecamatan Malunda. Di sini masih terdapat puluhan anak-anak yang mengungsi sejak gempa 15 Januari 2021 lalu. [Ist/Masalembo.com]
MAJENE, MASALEMBO.COM - Sedikitnya 193 anak hingga kini masih bertahan di lokasi pengungsian Dusun Rui dan Aholeang, Desa Mekatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Berdasarkan data Dinas Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Pemda Majene, 121 anak dilaporkan berada di pengungsian di Dusun Aholeang dan 72 anak di pengungsian Dusun Rui. Tercatat 41 anak balita di pengungsian Aholeang dan 22 balita di dusun Rui. Mereka masih bertahan di lokasi pengungsian sebab hingga kini orang tua mereka belum memiliki hunian tetap atau rumah permanen.
"Data ini kami peroleh dari Pemerintah Desa setempat yang dikirim ke kabupaten," kata Riadiah Zakariyah, Kepala Dinas PPA Majene, Minggu (31/07/2022).
Seperti diketahui gempa terjadi pada 15 Januari 2021 lalu telah menpora-porandakan dua dusun di Desa Mekatta. Namun hingga saat ini sebagian besar warga dua dusun masih bertahan di lokasi pengungsian.
"Kami terus memberikan perhatian tetapi lebih kepada trauma healing, kalau dari segi pendidikannya ya Dinas Pendidikan," ujar Riadiah saat hubungi awak media menyoal anak-anak penyintas gempa itu.
Sementara itu, Kementerian Sosial RI melalui momentum Hari Anak Nasional (HAN) 2022 telah menaruh perhatian pada anak-anak Rui dan Aholeang tersebut. Menteri Sosial Tri Rismaharini dijadwalkan akan menyapa anak-anak penyintas gempa pada Senin, 1 Agustus besok.
"Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial RI puncaknya pada tanggal 1 Agustus. Pusat kegiatannya berada di Lombok Timur tapi salah satu wilayah yang dipilih Ibu Menteri Sosial adalah Majene," kata Fahri, anggota tim peringatan HAN Kemensos RI yang sudah berada di Majene, Rabu (31/7).
"Kenapa Majene dipilih karena masih ada anak-anak yang berada di tenda-tenda atau hunian-hunian sementara di pengungsian di wilayah Mekatta, Kecamatan Malunda," ungkap Fahri.
Fahri mengatakan terdapat 11 spot/daerah yang dipilih Kemensos untuk ikut langsung di puncak peringatan HAN 2022. Salah satunya adalah Kabupaten Majene, di mana anak-anak korban gempa di Majene berkesempatan bertatap muka dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini secara daring dari Lombok Timur.
"Jadi anak-anak di Desa Mekatta memang menjadi target pelaksanaan acara kita yang sudah dimulai sejak tanggal 23," ucap Fahri.
Dia mengatakan Kemensos telah melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan upaya peningkatan mitigasi bencana untuk anak-anak penyintas gempa. Mereka juga melakukan pendampingan untuk pemulihan trauma anak-anak. Kegiatan tersebut mereka sebut program tagana masuk sekolah.
"Diberikan pelatihan oleh kita melalui program tagana masuk sekolah, bagaimana mereka bisa mengevakuasi diri, bagaimana mereka bisa menciptakan situasi aman ketika terjadi gempa bumi misalnya, ketika terjadi tsunami apa yang harus mereka lakukan, dan pada akhirnya mereka akan menjadi siap menghadapi bencana," tutur Fahri.
Pada Senin 1 Agustus besok, anak-anak Rui dan Aholeang akan mensimulasikan apa yang sudah mereka dapatkan dalam pelatihan. Sebanyak 40 anak saat ini sudah berada di Majene untuk melakukan simulasi besok di hadapan bupati dan wakil bupati Majene. (Hr/Red)