-->

Hot News

MI Nursaleah Bantah Keterangan Ketua DPC KESMI Majene

By On Senin, Januari 24, 2022

Senin, Januari 24, 2022

Para guru dan tenaga pendidik MI Nursaleah Todang-Todang, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polman. [Ist/MI Nursaleah]


POLMAN, MASALEMBO.COM - Pihak Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nusaleah Todang-Todang, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar membantah keterangan Ketua Kesatuan Mahasiswa Indonesia (KESMI) Cabang Majene, Mardiana.

Keterangan Mardiana terkait kondisi sekolah MI Nursaleah telah dilansir media ini pada Selasa, 18 Januari 2022 lalu.


Kepala Madrasah (Kamad) MI Nursaleah, Husnah, S.Pd.I mengatakan, tidak benar keterangan dari Ketua DPC KESMI Majene bahwa sekolah tersebut jarang tersentuh tenaga pendidik, sebab MI Nursaleah memliki 11 orang guru termasuk Kepala Madrasah dan satu tenaga administrasi dan operator sekolah yang aktif.

"Memang status guru kami semuanya masih honorer, tapi mereka semua aktif," kata Husnah, Senin (24/1/2022).

Husnah menjelaskan, seluruh guru MI Nursaleah yang berstatus honorer memang tidak setiap hari hadir, tetapi sekolah tidak pernah kosong sebab mereka masuk secara bergantian. 

Guru dan tenaga pendidik MI Nursaleah Todang-Todang, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polman. [Ist/MI Nursaleah]


"Jadi tidak benar jika dikatakan jarang tersentuh tenaga pendidik," ujar Husnah membantah pernyataan Ketua DPC KESMI, Mardiana.

Dia menyangkan, pihak mahasiswa dari DPC KESMI Majene membuat pernyataan media tanpa melalui klarifikasi dan informasi dari pihak sekolah. "Itu kami sayangkan sekali, informasinya darimana dia bilang jarang tersentuh tenaga pendidik," sesal Husnah.

Dikatakan, pihak sekolah sudah membagi masing-masing dua guru untuk mengisi kelas setiap harinya. Hanya saja saat DPC KESMI Majene berkunjung ke sekolah itu pada Senin, 17 Januari lalu dua guru yang bertugas berhalangan masuk. Satu guru berhalangan karena motornya rusak kemudian guru yang satunya lagi sedang melakukan acara pertunangan.

"Jadi memang hari Senin itu kosong karena saya juga ada urusan di kecamatan, tapi bukan berarti tidak pernah tersentuh tenaga pendidik karena barusan hari Senin itu gurunya berhalangan masuk," sambungnya.

Selain soal tenaga kependidikan, Husnah juga menyebut tidak benar kalau fasilitas pendidikan seperti buku tidak ada, sebab buku di sekolah tersebut cukup banyak. Hanya saja, kalau soal gedung memang masih belum memadai karena itu masih berstatus gedung pinjaman.

Murid-murid MI Nursaleah Todang-Todang, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polman. [Ist/MI Nursaleah]


"Bangunan yang katanya tidak layak memang betul adanya karena status bangunan oleh kami adalah (izin pinjam pemamfaatan) karena itu bangunan Pustu," ungkap Husnah.

Husnah yang tinggal di Napo, mengaku harus bersusah paya untuk bisa menghidupkan MI Nursaleah yang pernah vakum sebelumnya. Sudah 4 tahun ia mengabdi di daerah terpencil tersebut dengan hanya mengandalkan dana BOS yang tak seberapa. Jumlah muridnya juga tak banyak, hanya 29 orang. Sementara gurunya, seluruhnya honorer dan tinggal di luar kampung Todang-Todang. Ada yang tinggal di Polewali, Wonomulyo dan Tinambung. 

"Jadi akses dan mobilisasi ke sekolah itu kendala kami, apalagi kalau hujan jalanan berlumpur. Maka kami membagi tugas, penggajian dari dana BOS berdasarkan kehadiran. Selain itu BOS satu-satu sumber pendaan ATK, buku pelajaran, perawatan bangunan dan lain-lain," ungkap Husnah. (Hr/Red)

comments
close
Banner iklan disini