MAJENE, MASALEMBO.COM - Ketua Komisi II DPR-RI, Ahmad Doli Kurnia Tanjung mengapresiasi pelaksanaan seminar nasional Kepemiluan yang digelar Program Studi Ilmu Politik Unsulbar.
Selain Ahmad Doli, seminar nasional yang berlangsung, Senin, (13/12/2021) juga dihadiri para narasumber dari anggota KPU RI Viryan Azis; anggota Bawaslu RI, Fritz Edward; Litbang KOMPAS Yohan Wahyu; serta anggota KPU Sulbar, Farhanuddin.
"Saya mengapresiasi pelaksanaan seminar FISIP Unsulbar hari ini, saya berharap dari seminar ini akan lahir rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan pemilu kita kedepannya," kata Ahmad Doli saat menyampaikan materi pembuka di seminar online tersebut, Senin (13/12).
Acara Seminar Nasional Kepemiluan bertajuk Menuju Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 dibuka secara resmi ketua Program Studi Ilmu Politik, Asriani dengan moderator, dosen ilmu Politik, Muhammad.
"Tema khusus yang kami angkat di webinar ini tentang Satu Data untuk peningkatan kualitas pemilu Indonesia, dalam kajian kami di prodi Ilmu Politik bahwa salah satu esensi peningkatan demokrasi melalui data di Pemilu yang akurat dan valid," kata ketua Panitia, Ahmad Amiruddin yang juga dosen Prodi Ilmu Politik.
Selain memberikan apresiasi, Ahmad Doli juga memaparkan berbagai catatan penting pada pelaksanaan Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 serta upaya - upaya DPR dalam memperbaiki pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak 2024.
"Kalau masih jadwal dan tahapan pemilu 2024, insha Allah setelah reses, rencana awal Januari mendatang (2022,-), kita akan membicarakan lagi hal tersebut," kata Ahmad Doli yang belum lama ini terpilih sebagai ketua Panitia Khusus (Pansus) Ibu Kota Negara.
Hingga saat ini, jadwal Pemilu 2024 belum ada kepastikan, KPU RI sudah mengusulkan pelaksanaan Pemilu Februari 2024, sebaliknya Pemerintah meminta Pemilu dilaksanakan bulan April atau Mei 2024.
Data dan Rasa
Ketua Divisi Data KPU Republik Indonesia, Viryan Azis dalam memaparkan tentang posisi vital data. Menurutnya, data di era sekarang ini sudah lebih strategis dibanding minyak.
Mengenai Data di Pemilu, Viryan yang sudah menjadi anggota KPU di daerah membidangi divisi Data sejak 2003 menguraikan, peta jalan strategis untuk terus membangun kepercayaan publik.
"Pengembangan digitalisasi pemilu dengan berpegang pada prinsip antara lain jaminan keamanan digital dan data pemilu terbuka," kata Viryan.
Peneliti dari Litbang KOMPAS, Yohan Wahyu juga menekankan, bahwa dengan data yang valid, akurat akan berperan sangat besar dalam meningkatkan kualitas pemilu dan demokrasi secara umum.
"Dalam pengambilan keputusan, bukan saatnya lagi mengedepankan rasa, tapi harus berbasis data," kata Yohan.
Ia menjelaskan, jurnalis atau media saat ini terus mengembangkan jurnalisme presisi yang lebih detail, akurat, dengan menempatkan data sebagai hal yang pokok.
Anggota Bawaslu RI, Fritz Edward memaparkan tentang pengawasan pemilu berbasis data, menurutnya validitas data akan menjadi penentu kualitas pelaksaan tugas Bawaslu melakukan pengawasan.
Sementara itu, Anggota KPU Sulawesi Barat, Farhanuddin menjelaskan tentang upaya KPU dalam memberikan akses ke masyarakat secara umum untuk mengakses data terkait kepemiluan.
"Misalnya tentang regulasi kepemiluan, teman - teman dosen, peneliti, jurnalis atau mahasiswa yang butuh, dapat mengunjungi webisite JDIH KPU," kata Farhan yang berlatar belakang dosen Program Studi Ilmu Politik, Unsulbar. (Wan/Red)