POLEWALI, MASALEMBO.COM - Pasca kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menggelar simulasi kebakaran, Rabu (15/9/2021).
Dalam kegiatan ini, Lapas mengandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
Simulasi ini menggambarkan Lapas Polewali sedang terbakar pada malam hari. Simulasi diawali dengan Petugas membunyikan lonceng atau alarm sebagai tanda isyarat adanya bahaya.
Petugas lalu membuka kunci sel ruang napi diseluruh blok. Seluruh napi yang ada didalam langsung lari berhamburan keluar menuju lapangan terbuka. Namun ada beberapa napi yang masih terjebak di dalam ruang tahanan karena kondisi sakit akibat terjatuh saat berebut kelaur dari ruangan.
Petugas lalu membantu napi yang terjebak di dalam ruangan tahanan tersebut dengan cara membawa tandu. Napi yang mengalami sakit dan luka lalu dirawat oleh petugas klinik Lapas dengan cara memberi pertolongan pertama dan memberi obat-obatan. Dalam menanganani korban, petugas Lapas dibantu oleh tim BPBD yang mengevakuasi korban ke tempat lebih aman.
Disaat api semakin membesar dan belum berhasil dipadamkan, tidak lama berselang, petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran tiba di lokasi kejadian. Petugas dengan sigap mempersiapkan peralatannya lalu menyemprotkan air ke titik api yang terbakar. Dalam waktu sekejap, api berhasil dipadamkan oleh petugas pemadam.
Kepala Lapas Kelas II B Polewali Abdul Waris mengatakan, tujuan simulasi ini adalah untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di Lapas Tangerang.
Semua tempat berkemungkinan terjadinya kebakaran termasuk dilapas Polewali, oleh sebab itu dilakukan sosialisasi sehingga semua petugas dan warga binaan bisa mengetahui jika terjadi bencana kebakaran terkait penanganan dan evakuasi.
"Jadi ini sangat penting untuk kita semua didalam lapas, sehingga bilamana terjadi bencana kebakaran atau bencana alam kita sudah bisa mengambil langkah yang tepat, tentunya khususnya oleh petugas sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di lapas Kelas I Tangerang," ungkapnya.
Dalam simulasi ini mempraktekkan dua materi, yaitu materi simulasi pemadaman bencana kebakaran dan materi cara penggunaan alat pemadam kebakaran menggunakan tabung oksigen atau alat pemadam api ringan (apar).
Selain simulasi, pihak Lapas Polewali juga sudah melakukan upaya dengan selalu melakukan himbauan kepada warga binaan untuk selalu waspada seperti mengecek dan pembenahan instalasi listrik di dalam lapas agar tahu cara menghadapi bencana.
"Kita sudah menggandeng pihak ketiga, untuk menghitung instalasi jaringan listrik yang perlu diperbaiki. Kita juga sudah melakukan RAB dan usulan ke kantor wilayah untuk meminta anggaran untuk perbaikan instalasi listrik didalam lapas," katanya.
Salah seorang napi bernama Gaffar mengaku sangat senang bisa mengikuti pelatihan simulasi ini, sebab hal ini sangat penting untuk mengetahui jika suatu waktu terjadi kebakaran.
"Saya senang pak, karena ada ilmu dan pengetahuan yang saya dapat," katanya.
Saat ini, jumlah napi yang menghuni dilapas Polewali sebanyak 362 orang, yang terdiri dari 358 napi laki-laki dan 4 orang napi perempuan. (Ant/Red)