MAJENE, MASALEMBO.COM - Pemerintah Kabupaten Majene melalui Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi menggelar Sosialisasi Program Magang ke Jepang, Sabtu, 12 Juni 2021. Program ini kerjasama antara Kementerian Tenaga Kerja RI dengan International Manpower Development Organization Japan. Sosialisasi program tersebut digelar di ruang pola kantor Bupati Majene.
Sosialisasi ketenagakerjaan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada stakeholder terkait peluang magang bagi calon tenaga kerja produktif, usia 19 sampai 26 tahun. Diharapkan dapat menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan peluang usaha saat kembali ke Indonesia.
Bupati Majene Lukman menilai, program magang ke negeri Sakura itu merupakan kesempatan yang sangat baik. Sebab, tingkat pengangguran di Majene yang mestinya menurun setiap tahun namun dinilai tidak begitu signifikan. Lukman menilai program ini bisa menjadi solusi untuk menciptakan tenaga kerja siap pakai yang juga telah mengadopsi etos kerja dari Jepang.
"Kenapa di Jepang, karna mereka memiliki inovasi dan spirit yang sangat tinggi. Sangat jauh dibanding yang lain. Jepang juga negara yang masuk 5 besar negara maju di dunia dan dikenal memiliki etos kerja dan dispilin yang tinggi," ujarnya Lukman.
Bupati yang Ketua DPD Golkar Majene itu berharap, dengan program tersebut budaya dispilin dari Jepang bisa dibawa ke Majene serta mampu menciptakan dunia usaha yang terbaik.
Staf Khusus Kemenaker RI yang turut hadir dalam kegiatan ini, Caswiyono Rusdi Cakrawangsa, memuji Bupati Majene Lukman yang dinilai humble dan energic. Ia juga menyampaikan ada tiga hal yang harus diantisipasi terkait persoalan ketenaga kerjaan di Indonesia. Yaitu bonus demografi pada 2030 mendatang, dimana terjadi ledakan jumlah anak muda usia kerja sekitar 2,9 juta jiwa yang harus terjamin dalam dunia kerja.
Kedua, kata Caswiyono, revolusi industri 4.0 yang mengakibatkan distrupsi suatu keadaan dimana pekerjaan manusia terganti dengan teknologi. Kemudian yang ketiga masa pandemi Covid-19 yang berdampak pada 24 juta tenaga kerja di Indonesia mengalami PHK, dikurangi jam kerjanya hingga di rumahkan. Ia mengatakan dengan pemagangan di Jepang berarti mempersiapkan para generasi muda yang produktif untuk siap dalam setiap tantangan kedepan.
Direktur Pelatihan dan Pemagangan Kemenaker RI Muhammad Ali Hapsah membeberkan terdapat dua tahap untuk program magang di Jepang . Diantaranya persiapan daerah sebelum diberangkatkan dan proses tes atau seleksi yang harus diikuti setiap calon peserta magang.
Di hadapan jajaran Pemda Majene, Muhammad Ali yang memiliki darah mandar Majene ini memberikan gambaran output seperti apa yang akan didapatkan jika setiap Pemerintah Desa mengirimkan beberapa saja anak mudanya untuk magang ke Jepang. Yang pertama bebernya, para calon peserta magang hanya dibebankan uang pembiayaan dan akomodasi saat berangkat ke Jakarta. Selebihnya menjadi tanggungan Kemenaker dan pihak Jepang hingga pemberangkatan. Selain itu uang saku selama satu bulan berkisar Rp10 juta, jika peserta magang bekerja selama 3 tahun, maka tunjangan usaha mandiri yang diberikan perusahaan di Jepang sebanya 600 yen atau Rp80 juta. "Jika empat, lima tahun diganjar 800 yen atau Rp130 juta. Tenaga kerja kita bisa pulang dengan sejahtera mampu menggerakkan ekeonomi desa dan kabupaten," terangnya .
Tamura Hidetaka perwakilan dari IMM Jepang menyebutkan dari tahun 1993 hingga 2020 sebanyak 60 ribu peserta magang telah difasilitasi. Untuk perusahaan yang menerima pemagangan dari luar negeri sebanyak 1.729 yang bergerak dalam bidang produksi 70 persen dan bidang konstruksi 25 persen. Syarat diterima magang harus lulus praktek teori pekerjaan sebelum tahun kedua, tidak boleh perusahaan kecuali dari pihak perusahaan tersebut yang bermasalah. Selain itu kata Tamura pihak perusahaan harus mempersiapkan fasilitas penginapan dan pengajar magang.
Turut hadi dalam sosialisasi program magang di ruang pola kantor bupati Majene ini, Direktur Pelatihan dan Pemagangan, Direktur Lemlat, IMM Jepang, Kepala BLK Makassar dan Pangkep, Kepala Disnakertrans, Kepala Bapeda Majene, Para Camat dan Lurah dan Kepala Desa. (Hr/Red)