MAMUJU, MASALEMBO.COM - Wabah COVID-19 di Sulbar saat ini memasuki fase kedua. Untuk penanganan dan persiapan pelaksanaan vaksinasi, Sekretaris Provinsi Muhammad Idris DP melakukan rapat di Ruang Pertemuan lantai 2 Kantor Gubernur Sulbar, Senin, 4 Januari 2021.
Sekprov Muhammad Idris di kesempatan ini menyampaikan, rapat kordinasi terkait penanganan dua hal, yaitu penanganan lanjutan COVID-19 yang telah berakhir di 2020, dan 2021 telah datang dengan berbagai tantangan. Salah satunya adalah kebijakan nasional dengan melakukan vaksin. Untuk penanganan dan penangangan ini tidak hanya dilakukan oleh provinsi, tetapi melibatkan Polda, Korem, instansi vertikal dan juga OPD terkait.
Idris mengungkapkan, vaksinasi COVID-19 merupakan kebijakan nasional yang harus dilaksanakan. Tidak ada alasan untuk tidak siap. Dinkes bersama Polda akan menjemput vaksin ke Makassar, dan tanggal 6 Januari vaksin akan tiba di bandara Hasanuddin, Makassar, selanjutnya akan dibawa ke Mamuju dengan jalur darat dan akan diangkut ke provinsi.
“Vaksin sementara akan diberikan ke petugas kesehatan. Dengan adanya vaksin ini, diharapkan corona sudah tidak ada lagi. Tentu saja, bukan hanya vaksin yang terpenting adalah harus ada kedisiplinan masyarakat, dan itu jauh lebih bagus dibanding ketergantungan kita kepada vaksin,” tadas Idris.
Ia juga menyampaikan, bahwa vaksin adalah salah satu intervensi yang diberikan oleh pemerintah kepada nakes dan masyarakat. Meski demikian, yang paling penting adalah bagaimana kesiapan masyarakat menjadi peduli terhadap suatu hal yang tidak berpotensi menimbukkan terbangunnya klaster baru.
“Setelah vaksin datang, akan dilakukan sosialisasi ke masyarakat, dan melakukan vaksin kepada petugas kesehatan, selanjutnya adalah masyarakat,” terang Idris.
Kepala Dinkes Sulbar, Muhammad Alif Satria menyampaikan, untuk persiapan vaksin COVID-19, sesuai data verifikasi pusat per 28 Desember 2020 sebanyak 889.039 sasaran yang akan divaksin di Sulbar. Target sasaran adalah usia 18-59 tahun dan 60+ (lansia). Target sasaran, terbagi lima, yaitu, tenaga kesehatan (nakes) sebanyak 10.569, pelayanan publik sebanyak 94.023, masyarakat rentan secara (geoposial, sosial, ekonomi) sebanyak 343.132, masyarakat umum pelaku ekonomi sebanyak 371.948, masyarakat rentan lainnya (lansia) sebanyak 69.367.
Selanjutnya, data sasaran tenaga kesehatan (nakes) tahap I vaksinasi COVID-19 akan disebar di enam kabupaten. Untuk Kabupaten Majene, sebanyak 1.466, Kabupaten Polewali sebanyak 3.008, Mamasa 1.543, Mamuju sebanyak 2.694, Kabupaten Pasangkayu sebanyak 780, dan Mamuju Tengah 1.078.
“Kick off akan dilaksanakan tanggal 14 Januari, dengan harapan tidak bergeser dan tidak ada kendala. Target sasaran pertama yang akan divaksin adalah nakes sebanyak 10. 569 yang tersebar di Sulbar. Sebelum vaksin didistribusi ke kabupaten ada cold room,” kata Alif.
Masih kata Alif, ketersediaan logistik pendukung vaksin COVID-19, antara lain APD set untuk pelaksana vaksin COVID-19 sebanyak 4.061 set, masker Kn95 nakes sebayak 8.000 pcs, masker medis untuk nakes sebanyak 4.000 pcs, dan Apd cover all suit untuk nakes sebanyak 10.000 pcs.
Sedangkan untuk kendala dan permasalahan yang dihadapi, disebutkan pelayanan vaksin covid menggunakan aplikasi pcare yang terhubung dengan internet sehingga tidak semua fasyankes dapat melakukan pelayanan vaksinasi COVID-19.
“Akses masyarakat mendapatkan pelayanann vaksinasi COVID-19 juga terbatas,” sebut Alif.
Dalam rapat tersebut hadir perwakilan Polda, Korem, Asisten Ekbang Junda Maulana, Plt Asisten III, Muh Jamil Barambangi dan para pimpinan OPD. (ar/red)