MAMUJU, MASALEMBO.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kerugian akibat gempa magnitudo 6,2 SR di Majene dan Mamuju, Sulbar, mencapai Rp 829,1 miliar.
Update data tersebut dirilis pada 26 Januari 2021.
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Rifai menyampaikan, di Kabupaten Majene kerugian mencapai Rp 449,8 miliar, terdiri dari kerusakan permukiman sebesar Rp 365,3 miliar, infrastruktur Rp 235 juta, sosial Rp.76,9 miliar, ekonomi Rp 5,13 miliar, lintas sektor Rp 2,1 miliar.
Sementara di Kabupaten Mamuju total kerugian mencapai Rp 379, 3 miliar, terdiri dari kerugian permukiman Rp 270,1 miliar, infrastruktur Rp 1,3 miliar, social Rp 17,4 miliar, ekonomi Rp 50,4 miliar, lintas sektor Rp Rp39,9 miliar.
Disamping itu, korban meninggal dunia sebanyak 105 jiwa, terdampak dan mengungsi 89.524 jiwa, korban luka-luka 3.369 jiwa.
Terkait pendataan rumah terdampak gempa, Rifai mengemukakan, seusai arahan dari Kepala BNPB Doni Monardo, batas akhir pengambilan data untuk kerusakan rumah sampai tanggal 26 Januari 2021.
Untuk Kabupaten Majene, sesuai laporan data kerusakan rumah sementara sebanyak 4.122 yang terdiri dari rusak ringan, sedang, dan berat. Namun, yang sudah berdasarkan by name by addres sebesar 423. By name by adrres yang terdiri dari KK, NIK foto kordinat.
Di Kabupaten Mamuju, dari data sementara sesuai laporan sebanyak 1.701 dan dinyatakan lengkap dengan menggunakan by name by address.
"Jumlah itu sesuai data yang telah masuk sambil menunggu dats yang akan masuk lagi," katanya, Selasa (26/1/2021).
Mereka yang terdampak nantinya akan diberikan secara non tunai, dan harus menggunakan nomor rekening baru.
Ia menyampaikan, untuk proses administrasi diupayakan pada bulan Februari 2021 sudah dibahas di Kementrian Keuangan.
"Dan selanjutnya yang sudah dinyatakan lengkap serta memenuhi persyaratan akan diberikan secara non tunai. Untuk Pemulihan diharapkan dapat selesai pada Juni - Juli 2021," ucapnya. (Fadil)