MAKASSAR, MASALEMBO.COM - Intensitas hujan yang tinggi selama sepekan terakhir membuat beberapa titik di Kota Makassar terendam banjir hingga ketinggian 1,5 meter. Bencana tersebut berlangsung selama lima hari.
Sejak awal terjadinya bencana hingga situasi kondusif, Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap Sulawesi Selatan (ER ACT Sulsel) melalukan beragam aksi kemanusiaan, diantaranya evakuasi, layanan kesehatan gratis dan penyaluran bantuan di titik posko pengungsian.
Firman selaku Ketua Tim ER ACT Sulsel saat ditemui di sela-sela evakuasi warga dilokasi kejadian mengatakan saat hujan terus menerus mengguyur wilayah Makassar, tim terus melakukan pemantauan dan mendapati laporan warga bahwa rumah mereka sudah tenggelam malam itu, sehingga tim segera turun bergabung bersama tim SAR gabungan melakukan aksi evakuasi.
"Ketika intensitas hujan tinggi terjadi seharian yang puncaknya pada hari Sabtu 19/12 malam hari itu, kami terus melakukan pemantauan terkait kondisi terkini dan mendapati laporan warga di Perumnas Antang Kec. Manggala utamanya di Blok 8,9 dan 10 bahwa kondisi rumah mereka sudah terendam setinggi paha orang dewasa. Merespon hal tersebut Tim ER ACT Sulsel segera menurunkan perahu karet beserta lima orang relawan yang langsung terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi. Para warga terdampak langsung dibawa ke posko pengungsian sementara diantaranya Pesantren DDI ABRAD, Masjid Jabal Nur dan Masjid Al-Muttaqin." ungkapnya.
Firman menambahkan sehari setelah melakukan evakuasi, Tim Medis ACT Sulsel yang tergabung dalam Humanity Medical Services langsung diterjunkan untuk melakukan layanan kesehatan di posko pengungsian.
"Tak menunggu lama, warga terdampak harus segera diperiksa oleh tim medis yang tergabung dalam Humaity Medical Services pasca diungsikan untuk memastikan kondisi mereka tidak mengalami gangguan kesehatan yang serius dan dapat segera ditangani lebih awal untuk meminimalisir resiko". tambahnya
Ada enam lokasi yang menjadi fokus Tim ER ACT Sulsel diantaranya BTP Blok AF Daya, Perumnas Antang Blok 8 hingga 10, Perdos Unhas Kel. Moncongloe, dan BTN Kodam III Daya. Tim ER ACT Sulsel juga melaporkan data warga yang mengungsi diantaranya Masjid Al-Muttaqin, Perumnas Antang (Blok 8) = 199 KK / 774 Jiwa, Pesantren DDI Al-Abrad, Perumnas Antang (Blok 9) = 56 KK / 238 Jiwa, Masjid Jabal Nur, Perumnas Antang (Blok 10) = 38 KK / 170 Jiwa dan Masjid Ar-Rahman Paccerakkang = 85 KK / 418 Jiwa
Sementara itu, Ahmad selaku Ketua RW Perumahan BTP Blok AF Kel. Katimbang saat ditemui dilokasi kejadian mengatakan wilayahnya memang rawan banjir beberapa tahun terakhir dan tahun ini yang terparah sehingga ia berharap wilayahnya mendapat perhatian lebih dari Pemerintah Kota Makassar untuk dilakukan pembenahan.
"Memang wilayah kami sudah biasa terkena banjir seperti ini dan saya rasa tahun ini yang paling parah. Malam itu (20/12) hujan terus mengguyur wilayah perumahan dan tak lama kemudian air naik setinggi 1,5 meter serta listrik mati total sehingga mereka langsung mencari pertolongan agar bisa di evakuasi ke tempat aman. Bersyukurlah ada adik-adik dari relawan ACT, BPBD dan PMI beserta tim SAR gabungan lainnya yang membantu. Kami berharap wilayah kami mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Makassar kedepannya untuk segera dibenahi saluran pengairannya, apalagi jumlah keseluruhan warga disini sekitar 1000 an jiwa yang menurut saya lumayan banyak." ujarnya
Ia juga menambahkan sejak siang tadi air telah surut dan berharap tak ada lagi hujan susulan
"Bisa dilihat wilayah kami, kalo banjir bisa sampai setinggi perut orang dewasa. Alhamdulillah siang ini ada beberapa warga yang sebelumnya mengungsi ke sanak saudara ataupun posko pengungsian telah kembali ke rumah mereka karena air telah surut. Insya Allah kami berharap tak ada lagi hujan deras berikutnya." imbuhnya
Dikutip dari situs BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), prediksi hujan sedang-lebat masih membayangi wilayah Sulawesi Selatan dalam beberapa hari kedepan. (Rls/red)