MAMUJU, MASALEMBO.COM - Sekprov Sulbar Muhammad Idris menggelar ramah tamah sekaligus jamuan makan malam bersama Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Hari Santosa Sungkari, di Rujab Sekprov Sulbar, Selasa 22 Desember 2020.
Sekprov Sulbar Muhammad Idris mengatakan, sektor pariwisata yang belum terlalu leading merupakan problem yang dirasakan di Sulbar sebagai provinsi yang baru.
"Sulbar adalah daerah baru dan problem yang kita rasakan ini di sektor pariwisata yang belum terlalu leading. Kalau kita sebutkan leading adalah jumlah destinasi, jumlah kunjungan,"ucap Idris
Lebih lanjut, Idris mengatakan, provinsi yang baru berusia 16 tahun ini memiliki enam kabupaten, 575 desa, 38 kelurahan. Tetapi, dalam RPJP Pemprov Sulbar menetapkan Mamasa sebagai sektor pusat pengembang wisata dan memang tempat wisatawan.
‘’Mamasa ini belum terlalu berkembang karena berbagai faktor, untuk itu kami sekarang mencoba mengatasi kesenjangan infrastruktur sebagaimana aksesibilitas kemudian sportifitas. Kita ini masih butuh dukungan yang besar,"tutur Idris
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI, Hari Santosa Sungkari mengatakan, di dalam pariwisata yang dijual adalah pengalaman, tetapi pengalaman itu disusun sehingga wisatawan nyaman melakukan itu.
"Tempat-tempat destinasi setelah kita mengenali kekuatannya, dibuatkan story telling atau cerita baik berbentuk sains atau hikayat, tapi harus diceritakan dengan konsisten agar menarik. Jadi tolong kepala-kepala dinas dibuatkan seperti itu, kalau bisa nanti kita bantu membuat story telling,"ucap Hari Santosa
Mengenai budaya, Hari Santosa menekankan, hal itu harus dibungkus ulang karena budaya pada awalnya untuk upacara adat, dan untuk wisatawan juga dibungkus ulang karena wisatawan tidak mendalami adat tetapi bagi mereka adalah suatu hiburan.
"Tetapi jangan melupakan kearifan lokal, seperti pakaiannya, lagunya tentunya bisa dibantu dengan teknologi, animasi atau lighting yang bagus,"katanya
Namun yang paling penting, kata Hari Santosa, adalah pemberdayaan masyarakat baik sebagai pelaku dan penerima manfaat ekonomi.
"Undang-undang pariwisata bermanfaat memberikan kesejahteraan bagi daerah. Kewajiban pemerintah pusat dan daerah yaitu meningkatkan skill kemampuan dari masyarakat setempat dan kita butuh banyak pemandu wisata,"ucapnya
Agar pariwisata di Sulbar bisa menjadi sumber PAD, Hari Santosa mengingatkan untuk dapat menggunakan apa yang pemerintah pusat bisa bantu dan untuk memulainya modal awalnya adalah dari sini.
"Pariwisata di Sulbar bisa menjadi sumber pendapatan untuk PAD berikutnya, setelah kelapa sawit dan ini tidak menghabiskan Sumber Daya Alam (SDA). Saya juga tekankan bahwa pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) sangat-sangat penting,"tambanya (Jim/red)