Cabup nomor 1 Patmawati disambut adik iparnya Farhana Massiara saat tiba di kediamannya di Battayang usai mengikuti debat publik Pilkada Majene. (Ist/masalembo.com)
MAJENE, MASALEMBO.COM - Momen haru terlihat saat calon bupati nomor urut 1 Patmawati Fahmi pulang dari arena debat publik Pilkada Majene, Sabtu (14/11/2020) pagi. Debat perdana digelar di Gedung LPMP Rangas, Majene.
Ketika turun dari mobil yang dikendarainya dari LPMP, seorang perempuan tampak menyambutnya di halaman rumah pribadi Patma di Battayang. Perempuan paruh baya itu memeluk erat lalu mencium hingga tampak menangis, mereka lalu bergerak bersama masuk kedalam rumah dalam pelukan yang masih erat.
Dia adalah Farhana Massiara, perempuan yang menyambut Patmawati dengan peluk cium itu. Adik kandung mendiang Fahmi Massiara, suami Patmawati yang meninggal dunia pada 28 September lalu. Fahmi berpulang ketika masih menjabat bupati Kabupaten Majene.
Momen ini membuat seratusan orang yang menyaksikan tampak haru. Orang-orang menatapi peristiwa itu dengan nuansa hening sejenak lalu riuh. Para tim sukses paslon nomor 1 yang hadir megiringi Patma sedari pulang dari LPMP sontak berteriak.
"Ibu Patma tidak sendiri," kemudian disambut tepukan tangan dan teriakan kata-kata 'lanjutkan' serta 'hidup Patma-Lukman."
Optimis Menang
Calon bupati Patmawati sendiri sebelumnya telah memberikan keterangan kepada awak media usai mengikuti debat. Dia mengatakan paslon nomor 1 optimis akan mampu memenangkan Pilkada 9 Desember 2020. "Sangat optimis dan mudah-mudahan dengan selesainya debat ini, tentu target kami kemenangan dengan cukup signifikan," ujar Patma di hadapan sejumlah awak media di LPMP Majene.
Tak tanggung, Patmawati-Lukman menarget 76 persen angka kemenangan. Dasar Patma menarget angka itu seperti diutarakan calon wakilnya Lukman di beberapa waktu lalu saat deklarasi. Lukman menakar kekuatan partai pendukungnya. Ia mengantongi dukungan suara kursi parlemen daerah 19. Kursi itu kurang lebih 76 persen dari 25 kursi dewan di Majene. Sehingga, jika sembilan partai politik pendukung Patma-Lukman benar-benar solid dan mampu menjaga pemilihnya, di atas kertas angka kemenangan 76 pesen.
"Mudah-mudahan seluruh warga Majene yang menonton baik yang secara live atau virtual maupun yang hadir di sini, dengan menyaksikan debat ini akan semakin memperkuat dukungannya ke nomor 1," kata Parmawati saat wawancara usai debat dengan sejumlah awak media.
Lukman Unggul di Panggung Debat
Debat publik yang digelar KPU dan disebarluaskan melalui berbagai saluran elektronik termasuk streaming Facebook memantik komentar banyak pihak. Salah satunya dari seorang warga Asrar. Menurutnya, debat perdana ini cukup menarik. Meski begitu belum menyentuh lebih tajam soal infrastruktur, pertanian dan pengelolaan pendidikan di Majene.
"Tapi iya sudah lumayan seru, saya yakin debat ini pasti berpengaruh bagi pemilih, terutama pemilih cerdas," kata Asrar
Ia mengatakan, pemilih cerdas hingga saat ini masih ada yang belum memutuskan pilihan, pesentasenya masih cukup tinggi.
Ditanya soal keunggulan didebat, Asrar menyebut palson nomor 1, terutama Lukman yang lebih menguasai materi. "Iya mungkin karena beliau incumbent, sudah sangat paham kondisi Majene," ujarnya.
"Jadi menurut saya Pak Lukman yang lebih unggul di panggung debat ini," ujar warga Malunda ini.
Didampingi Dua Legislator Provinsi
Kehadiran Patmawati-Lukman di arena debat memang tidaklah sendiri. Sejumlah tokoh politik turut mendampingi paslon penerus petahana ini. Diantaranya yang hadir politisi yang legislator DPRD Provinsi Sulbar Dalif Arsyad dan Mulyadi Bintaha. Kehadiran kedua tokoh politik itu bagi Patmawati adalah kekuatan tersendiri.
"Tentu banyak nilai-nilai positif dan spirit bagi kami pada debat ini didampingi anggota DPRD dari provinsi, Pak Dalif dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan kemudian Pak Doktor Mulyadi Bintaha dari partai Golkar, kami didampingi terus dari mulai kami kampanye, sehingga mamula Maliaya lambi Lutang sudah ada kita punya peta-peta kekuatan dan alhamdulillah dari tim pemengan kami sangat optimis menang," pungkas Patmawati. (ar/red)