MAMUJU, MASALEMBO.COM - Sejak kecil Agus Salim memang bercita-cita ingin menjadi seorang Polisi. Walau memiliki keterbatasan ekonomi, Agus tak pernah berkecil hati.
Lahir dari keluarga sederhana, kedua orang tuanya Syamsuddin dan Sinar bekerja sebagai pemulung. Banyak yang menilai bekerja sebagai pemulung adalah pekerjaan hina. Tapi bagi keluarga Agus yang penting pekerjaan itu halal.
Meskipun memiliki latar belakang dari keluarga yang kurang mampu, tidak menurunkan semangat Agus Salim untuk mewujudkan cita-citanya menjadi anggota Polri.
Dengan bermodal nekat, Agus mencoba mendaftarkan diri. Saat itu Polda Sulbar membuka seleksi penerimaan calon Bintara Polri melalui Biro SDM.
Berkas Agus diterima dan menjadi peserta seleksi dengan nomor ujian 032939/P/0074.
Seleksi dilalui Agus, mulai dari seleksi administrasi, penelusuran rekam jejak media sosial, tes psikologi tahap I (tertulis), tes kompetensi bagi calon Bintara Kompetensi Khusus, kesehatan tahap I, tes kesamaptaan jasmani, pemeriksaan antropometri, tes Alakademik (Bintara PTU, Brimob, PPKT / Wiltas), kesehatan tahap II (termasuk Keswa), tes psikologi tahap II (wawancara), pendalaman PMK, dan pemeriksaan administrasi akhir.
Semua dilaluinya dengan penuh percaya diri dan berkat doa dari kedua orang tuanya Agus berhasil menyelesaikan rangkaian tes tersebut.
Agus tinggal bersama kedua orang tuanya di jalan Stadion No. 25 B, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Sepintas kita akan termenung melihat kondisi rumah kedua orang tua Agus, tak ada barang yang berharga, hanya sekumpulan sisa-sisa botol-botol plastik dan kardus. Dari tangan terampil kedua orang tua Agus lah hingga ia mampu membesarkan anak-anaknya dengan hasil demikian.
Saat kami bersandang ke rumahnya, Agus bercerita, sejak kecil ia berkeingin ingin menjadi polisi. Selain ingin mengabdi kepada negara dan bangsa, Agus juga ingin mengangkat derajat kedua orang tuanya.
"Dari kecil saya bercita-cita ingin menjadi anggota Polri demi mengabdikan diri kepada negara dan bangsa, juga untuk mengangkat derajat kedua orang tua saya," cerita Agus, saat ditemui dikediamannya, Sabtu (14/11/2020).
Agus mengakui, tak sepersen pun uang ia keluarkan saat mendaftar. "Banyak yang mengatakan bahwa saya tidak akan diterima jadi polisi karena mendaftar Polisi harus menyiapkan modal besar. Orang tua sempat dilema saat itu tapi saya tetap melangkah, saya ingin membuktikan perkataan mereka apakah betul butuh modal besar atau tidak," jelas Agus.
"Alhamdulillah, selama seleksi penerimaan Polri tidak ada modal yang saya keluarkan alias gratis, tidak seperti perkataan orang-orang bahwa harus butuh modal besar,".
Agus berpesan, capailah cita-citamu, jangan terhambat atas perkataan orang-orang, jalani dengan keyakinan. Rezeki tidak akan diambil orang, dan tidak akan tertukar.
"Allah sudah mengatur hidup kita, termasuk rezeki."
Kini Agus dan 227 calon siswa Polri perwakilan dari Polda Sulbar akan mengikuti pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua Makassar, Sulawesi Selatan. (dir/red)