MAJENE, MASALEMBO.COM – Konsolidasi cepat yang dilakukan oleh Calon Bupati Majene Patmawati Fahmi dan pasangannya, Lukman, berbuah manis. Kekhawatiran akan banyaknya loyalis tim yang menyeberang ke kubu lawannya, AST-Aris pasca meninggalnya Bupati Majene Fahmi Massiara ternyata tak terjadi.
Peneliti dari Nurani Strategic, Sudir Jaya, yang dalam beberapa waktu terakhir melakukan pendalaman dan riset di Majene, menemukan fakta bahwa tidak ada eksodus besar-besaran pendukung yang terjadi pasca berpulangnya Fahmi dan kemudian digantikan istrinya, Patmawati. “Loyalis Fahmi masih tetap di tim dan tak ada yang menyeberang, hal itu membuat persepsi pemilih bertahan dan hanya terkoreksi sedikit dari dukungan Fahmi ke Patmawati. Para loyalis Fahmi masih meyakini bahwa Patma adalah refresentasi riil Fahmi, terutama karena masih ada Pak Lukman mendampinginya,” katanya di Makassar, Kamis (15/10).
Mantan Ketua KPU Bulukumba ini menyebut pergeseran minimal hanya terjadi di Ulumanda dan sebagian Banggae. “Pergeseran ada tapi sangat minimal. Hanya ada sedikit pergeseran di Kecamatan Ulumanda, Tubo dan Kecamatan Banggae. Di Kecamatan Banggae yang merupakan wilayah perkotaan pergeseran terjadi karena isu politik identitas yang dihembuskan lawannya,” tambahnya.
Sudir menolak menyebut angka pasti keunggulan Patma-Lukman dengan alasan menghormati aturan dalam PKPU, tetapi menyebut tingkat keterpilihan Fahmi Massiara yang berada di angka 65,3 persen kini hanya terkoreksi sedikit sekira 3-4 persen. “Masih di atas angka 62 persen. Patma-Lukman hanya mendapat perlawanan dari AST- Aris di Ulumanda, Tubo dan sebagian Banggae,” ujarnya.
Menurutnya, kecepatan pasangan ini melakukan konsolidasi di basis pendukung Fahmi menjadi kuncinya. “Tim Patma-Lukman langsung berkonsolidasi begitu terjadi penggantian calon. Itulah yang membuat mereka tetap memimpin opini publik. Mereka sukses meyakinkan loyalis Fahmi bahwa tak ada yang berubah dari mereka,” tukasnya. (ar/red)