SUMENEP, MASALEMBO.COM - Komplotan perampok menggunakan mobil jenis Honda Jazz beraksi di Kabupaten Sumenep, Selasa (25/8/2020). Mereka berhasil menggondol sejumlah perhiasan milik seorang warga di Desa Kolor, Kecamatan Kota sebelah utara terminal Arya Wiraraja.
Komplotan perampok itu melancarkan aksinya di siang bolong sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Berdasarkan keterangan pemilik rumah, komplotan perampok itu berjumlah empat orang. Diantara mereka memiliki ciri-ciri berbadan tinggi besar.
Korban (pemilik rumah) mengatakan, pada saat komplotan tersebut melakukan aksinya ia baru pulang beraktifitas di luar. Kondisi rumah dalam keadaan sepi. "Perampokan tersebut baru saya ketahui saat baru pulang mengajar. Sesampai di rumah saya kaget mendapati pagar sudah dalam keadaan terbuka," ujar Apriyani, pemilik rumah.
Apriyani mengira pagar rumah dan pintu samping rumah yang terbuka karena suaminya sudah pulang yang kebetulan saat itu juga sedang berada di luar. Namun saat dia cek Apriyani tidak melihat siapapun namun hanya mendengar suara yang mirip orang sedang melakukan pembokaran.
"Saya kaget melihatnya, saya pikir suami saya yang datang kesini ternyata tidak ada orang, saya cek pintu samping juga kebuka, dan saya juga tidak melihat orang di dalam rumah cuman terdengar rame dari dalam kamar kayak orang bongkar-bongkar," ceritanya.
Melihat aktivitas yang mencurigakan itu, Apriyani kedepan rumah untuk bertanya terhadap orang sekitar. Ia mendapati Mobil Jazz dan ada orang di atas mobil itu. Ia kemudian bertanya perihal siapa yang masuk rumahnya, ternyata orang yang ada di dalam mobil tersebut merupakan bagian dari komplotan perampok yang membobol rumahnya.
"Jadi saya keluar, di situ ada mobil Jazz Warna merah Plat "S 16" berapa gitu. Di dalam mobilnya memang ada sopirnya, saya nanyak ke sopirnya itu kok ada orang di rumah saya. Kata dia, masak buk, terus orangnya turun dan masuk ke rumah saya manggil teman-temannya di dalam rumah," lanjutnya.
Apriyani mengaku tidak berani menegur komplotan perampok tersebut sesaat keluar dari rumahnya. Bahkan tidak berani berteriak karena dalam posisi gugup dan ketakutan. Baru setelah kawanan perampok tersebut pergi Apriyani berteriak dan memberitahu tetangganya yang kebutulan juga polisi tentang kejadian yang telah menimpa dirinya.
"Saya mundur ke depan rumah tidak teriak apa-apa karena takut, setelah mereka pergi baru saya teriak, kalau ada rampok itu," tandasnya.
Akibat insiden tersebut Apriyani mengalami kerugian sekitar Rp 15 juta berupa perhiasan emas dan jam tangan. Dirinya akan melaporkan kejadian tersebut akan tetapi berdasarkan informasi yang didapat pihak kepolisian sedang mengejar para komplotan mereka.
"Laporan kepolisi belum, akan tetapi polisi-polisi sudah ke sini tadi, dan diisyaratkan untuk lapor. Ini sekarang saya mau lapor tapi informasi kata polisi pelaku sudah dilakukan pengejaran," tutupnya. (*)
Pewarta: Thofu Khairullah