Ketua Bawaslu Sulbar Sulfan Sulo (tengah) saat menghadiri pelatihan menentukan angle dan lead berita. (Foto: Imran/Humas Bawaslu Sulbar)
Kegiatan ini untuk memperdalam ilmu jurnalistik dari pelatihan sebelumnya, yakni kajian untuk penguatan jurnalistik atau kehumasan Bawaslu Sulawesi Barat.
Selain diikuti oleh Tim Kehumasan Bawaslu Sulbar, kegiatan ini juga melibatkan Bawaslu enam kabupaten bersama Tim Humas masing-masing.
Kegiatan yang dilaksanakan melalui media daring ini juga diapresiasi oleh Anggota Bawaslu RI, Fritz Edward Siregar.
Dalam pengarahannya, Fritz menuturkan menjelang Pilkada di tengah pandemi ini banyak hal yang bisa didiskusikan lalu disajikan dalam pemberitaan, tergantung dari sisi mana yang mau kita tonjolkan.
"Banyak hal yang bisa kita sajikan dalam berita kita, tergantung bagaimana kita menyajikan berita atau sudut pandang mana mau kita tonjolkan, contoh Pilkada di tengah pandemi ini apakah yang mau diberitakan dari sisi penyelenggara, anggaran, kemanusiaan, hak hidupnya, hak politiknya, ketersediaan APD-nya atau hak hidup penyelengganya, ini penting kita perhatikan demi klangsungan hidup penyelenggara Pemilu," kata Fritz, Selasa 12 Mei 2020.
Selaras dengan itu, Ketua Bawaslu Sulbar, Sulfan Sulo dalam sambutannya berharap kegiatan ini menjadi jalan untuk meningkatkan kapasitas Tim Humas Bawaslu Sulbar bagaimana menyajikan berita atau informasi ke publik.
"Kita menginginkan kegiatan ini yang tentu saja bagaimana tugas dan fungsi kita sebagai lembaga pengawas Pemilu tersosialisasikan, bagaimana kita menunjukkan kinerja, citra kita terinformasikan bahwa kita sudah melaksanakan tugas dan fungsi sebagai lembaga pengawas yang tentu saja harus senantiasa berkomunikasi kepada publik," ungkap Sulfan.
Kordiv Penyelesaian Sengketa itu menambahkan bahwa lewat berita Bawaslu transformasi nilai kepada masyarakat, sebagai lembaga pengawas Pemilu harus mengajak masyarakat untuk menjadi pengawas partisipatif ataupun transformasi pengetahuan kepada masyarakat.
"Atas nama Ketua Bawaslu Sulbar, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pemateri yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi kepada kita semua di kegiatan ini," tambahnya.
Sementara itu, Anggota Bawaslu Sulbar, Fitrinela Patonangi menuturkan jika ingin suatu keberadaan tidak lekang oleh waktu maka buatlah karya tulisan, dan menulis itu melibatkan kerja pikiran dan perasaan.
"Jika kita tidak ingin hilang dari peradaban maka menulislah, tentu tentang keberadaan Bawaslu di Indonesia itu sendiri dan yang bisa menulis adalah mereka yang banyak membaca," tutur Fitrinela.
Dia menambahkan menulis fiksi dan non fiksi adalah dua hal berbeda dan tentunya menulis berita adalah bagian dari menulis non fiksi.
Dengan harapan menulis berita adalah karya yang informatif dengan bukan hanya kerja pikiran tapi kerja perasaan yang memantik dari dalam, namun terdapat masalah yang sering dihadapi yaitu menentukan angle atau lead suatu berita dan dari keduanya itulah bisa mempengaruhi menarik tidaknya berita yang dibuat.
"Ketika dihubungkan dengan tugas kita sebagai pengawas Pemilu lalu dikaitkan dengan kelembagaan kita di Bawaslu, semua tugas dan kewenangan harus terberitakan ini agar Bawaslu menjadi lembaga yang informatif terbuka dan transparan," ungkap Kordiv Hukum, Humas dan Hubal itu.
Pada kesempatan yang sama, Kordiv Hukum dan Hubal Bawaslu Jawa Tengah, Muhammad Rofiuddin yang bertindak sebagai pemateri menuturkan bahwa menyajikan berita itu harus faktual, aktual dan akurat, lalu dibingkai dengan angle dan lead yang menarik.
"Dalam menulis berita beda dengan menulis opini, dalam menulis berita kita menyajikan informasi yang aktual, faktual dan akurat sedangkan opini itu sifatnya sangat subjektif," cetus Rofiuddin.
Dia menambahkan penulis berita itu, tulisannya harus dikemas dengan menarik untuk pembaca agar beritanya sampai kepada publik atau masyarakat, hal itu sangat dipengaruhi oleh angle dan lead yang ditulis.
"Hal yang penting juga yakni bagaimana berita yang kita sediakan itu akurat dan informatif sehingga pesan yang ingin kita sampaikan ke masyarakat itu dapat diterima," ujarnya.
Sejurus dengan itu, Kepala Bagian Pengawasan, Humas dan Hubal Bawaslu Sulbar, Irham Saleh menjelaskan bahwa kerja kehumasan di era digital adalah sebuah keharusan meskipun memiliki tantangan tersendiri.
"Saat ini kita berada di era digital menjadikan kinerja kehumasan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagaimana membumikan sebuah lembaga menjadi sangat humanis di berbagai kelas sosial masyarakat," pungkas Irham. (*)
Sumber: Rilis Bawaslu Sulbar
Editor: Harmegi Amin