Suasana saat NA dijemput di kediamannya di Bajoe Polewali Mandar (Foto: Asrianto S/Masalembo.com)
Tim Gugus Tugas dari Puskesmas setempat tiba di kediaman pasien sekitar pukul 10:30 Wita menggunakan sebuah mobil ambulans. Evakuasi ini dipimpin langsung oleh Kepala Puskesmas Binuang Nurhayati, didampingi oleh Camat dan Kepala Desa setempat.
Dua orang petugas medis berpakaian alat pelindung diri lengkap menjemput dan mengawal pasien untuk dibawa ke Rumah Sakit Pratama Wonomulyo.
Sebelum meninggalkan kediaman, diadakan ritual gelar doa bersama yang dipimpin langsung oleh pasien yang merupakan seorang santri. Terlihat raut wajah sedih dari kedua orang tua dan keluarga sesaat sebelum pasien meninggalkan rumah dan bergegas masuk kedalam ambulans.
Perlahan, ambulans pergi meninggalkan kediaman pasien menuju Rumah Sakit Pratama Wonomulyo yang diiringi dengan lambaian tangan dan teriakan dari keluarga, sahabat dan warga sekitar.
"Tetap semangat dan semoga cepat sembuh," teriak salah satu warga.
Kepala Desa Rea, Saifullah mengatakan, bahwa pemerintah desa setempat telah menindak lanjuti adanya keresahan di tengah-tengah masyarakat ketika pasien positif ini belum dijemput untuk dilakukan isolasi.
Meski demikian, pemerintah desa telah menyampaikan kepada masyarakat bahwa kalau masalah Covid-19 tidak usah terlalu panik dan resah. "Kita selaku pemerintah berupaya bagaimana caranya melakukan yang terbaik, bagaimana menangani Covid-19 ini," katanya.
Pasca pasien dijemput, kondisi masyarakat sudah merasa lega tak lagi ada gejolak keresahan. "Kami berharap agar virus ini segera berakhir dan kepada warga saya agar cepat sembuh dan bisa kembali berkumpul bersama keluarganya," harap Saifullah.
Kepala Puskesmas Binuang Nurhayati mengatakan, pasien ini akan dibawa ke rumah sakit Pratama Wonomulyo untuk di karantina, belum bisa dipastikan berapa lama harus berada di RS Pratama Wonomulyo hingga dibolehkan pulang.
Nurhayati menuturkan, meskipun hasil tes swab sudah positif dan diketahui pada 9 Mei 2020 lalu, namun pasien baru dijemput. Pihak Puskesmas beralasan karena waktu itu RSUD Polewali maupun RS Pratama penuh. Karena dia tanpa gejala atau OTG maka dilakukan isolasi mandiri di rumahnya baru dijemput sekarang.
"Pemerintah kecamatan juga belum punya tempat karatina makanya karantina di rumah, saat itu," jelasnya.
Pihak Puskesmas menjelaskan bahwa virus itu sangat berhubungan dengan sistem imun tubuh. Ketika pasien dalam kondisi nyaman dan diberi semangat, pasti imun tubuhnya kuat dan akan berfungsi dengan baik. Namun ketika pasien dalam keadaan stres, dalam tekanan imun tubuh tidak akan bekerja dengan baik untuk melawan virus.
Pihak Puskesmas juga memberi support kepada keluarga pasien agar berbesar hati untuk melepaskan anaknya dikarantina. Dukungan dari pihak keluarga sangat mendukung dan menerima, berbesar hati karena mereka sudah diberi pemahaman oleh pihak Puskesmas.
"Saya kira punya keyakinan bahwa doa itu disamping kita berusaha doa juga menunjang dalam kehidupan kita dalam bekerja," pungkasnya.
Pasien berinisial NA itu merupakan seorang santri asal Magetan, Jawa Timur yang pulang kampung akibat wabah pandemi Covid-19. Ia tiba di kampung halamannya di Dusun Bajoe pada 19 April bulan lalu.
Pasien NA telah dilakukan tes swab pertama pada 25 April 2020 lalu dan hasilnya positif. Untuk mengetahui perkembangan terbarunya, pasien kembali menjalani tes swab kedua di Puskesmas, Selasa (12/5/2029) kemarin. Anggota keluarga yang sempat kontak juga sudah diambil swab dan hasilnya akan diketahui sekira 3 sampai 4 hari kedepan. (*)
Laporan: Asrianto
Editor: Harmegi Amin