Santriwati warga Ulumanda berjalan kaki menuju kampung halaman. (Foto: Istimewa/Haruna)
"Mereka jalan kaki karena tidak ada mobil maupun ojek yang siap mengantar, kendati petugas posko (penanganan Covid-19) dan Pemdes (Pemerintah Desa) Ulumamda berupaya mencari solusi tapi belum dapat hasil," kata warga setempat Haruna, Kamis pagi.
Haruna menjelaskan, saat ini para pelajar yang pulang kampung itu tengah menyusuri jalan ruas Salutambung-Urekang untuk bisa sampai di desa Ulumanda. Mereka harus berjalan kaki karena ketiadaan sarana transportasi akibat mewabahnya Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 akhir-akhir ini.
"Mereka nekat mudik, sudah jalan kaki sekitar 3 jam, akan menempuh kurang lebih 30 kilometer," ujar Haruna via WhatsApp.
Haruna yang juga relawan TKSK Dinas Sosial Kabupaten Majene itu mengatakan, dari sepuluh pelajar pondok tersebut hanya satu orang diantara mereka berjenis kelamin laki-laki. Sembilan orang perempuan tampak mengenakan cadar.
Sekretaris Camat Ulumanda Ahmad Fachri yang dikonfirmasi terpisah membenarkan hal tersebut. Namun ia mengatakan, dalam perjalanan para santriwati itu diangkut dengan mobil ambulans. "Sementara ini sudah di Kabiraan, kita angkut pakai ambulans karena tidak ada hartop yang siap," ujar Ahmad via telepon.
Warga Ulumanda dari Jatim itu tiba di Salutambung Selasa. Mereka sebelumnya telah melapor ke Posko Pencegahan Covid-19 di Tabojo, Desa Salutambung, Kecamatan Ulumanda.
"Jadi nanti sampai di sana (kampung halaman), mereka akan di karantina mandiri," tegas Ahmad Fachri. (cr2/har)