MAMUJU, MASALEMBO.COM - Sebanyak 98 pasien di Provinsi Sulawesi Barat masuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19 atau corona. 98 pasien itu masing-masing berada di enam kabupaten di Sulawesi Barat. Di Kabupaten Mamasa 21 orang, Polewali Mandar 24 orang, Majene 14 orang, Mamuju 1 orang, Mamuju Tengah 35 orang dan Pasangkayu 3 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, Alief mengungkapkan, 98 pasien tersebut masuk kategori ODP setelah menjalani pemeriksaan medis. Saat ini 98 ODP terus dipantau guna mengantisipasi dugaan corona. Namun demikain, hingga saat ini belum ada penanganan yang lebih detail diakibatkan keterbatasan alat swap untuk dikirim ke laboratorium.
Menurutnya prosedur penanganan ODP oleh keinginan pusat Kemenkes RI tidak sesuai dengan fakta di daerah karena tidak diberikannya Fluid Thioglycollate Medium (FTM) atau alat swap.
"Kita di daerah cuma mengawasi dan memantau saja. Bagaimana kita mau deteksi dan kirim hasil swap ke laboratorium bila alat saja tidak diberikan oleh pusat," beber Alif saat dihubungi via seluler, Kamis (19/3/2020).
"Mau beli pun tidak ada dijual, ini problemnya," sambungnya.
Alif mengatakan, itulah yang dihadapi daerah sekarang termasuk Provinsi Sulawesi Barat.
"Kesulitan kita disitu tidak adanya swap untuk dikirim ke laboratorium. Kalau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tidak terlalu pemakaian alatnya tapi sementara bila pasien ODP mau diambil swapnya caranya bagaimana, apalagi bila pasien berada ditempat yang jauh, alatnya saja tidak ada," ucapnya.
Kata Alif, itulah permasalahannya tidak adanya swap yang disediakan pusat untuk daerah seperti Mamuju Tengah dan Pasangkayu serta lainnya. Sementara alat swap hanya berada di RS Regional dan Tampa Padang hanya media pengirimannya tidak. Mau dibeli tidak ada, pasokannya pun juga tidak ada.
"Inilah kendala. Jadi sekarang yang dilakukan adalah tetap memantau dan mengawasi tanpa pengambilan swap," sesal Alif.
Menurutnya, langkah yang dilakukan sekarang adalah mempersiapan dan menggeser anggaran yang ada untuk membeli alat swap dan sebagainya termasuk melatih orang.
"Sampai saat ini beberapa orang sudah kita latih dalam penanganan ODP, setelah itu kita bisa distribusi untuk kerja di lapangan. Kita sudah persiapkan jauh hari sebelumnya pelatihan tersebut," jelas Alif.
Alif berharap secepatnya ada pasokan alat dari Kemenkes RI dalam penanganan ODP. (dir/red)