Sejumlah masyarakat menilai proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD Kabupaten Pasangkayu itu, dikerja asal-asalan. Pasalnya ada beberapa bahan tak layak juga dipaksa tetap digunakan.
"Kami heran, anggaranya besar tapi pekerjaanya seperti belum tuntas," ucap Nadir (45) warga yang melintas dijembatan tersebut.
Ditambahkannya, seandainya pemerintah melibatkan masyarakat secara gotong royong dalam perbaikan jembatan, mungkin hasilnya bisa lebih baik.
"Bila dananya ini diberikan ke masyarakat untuk dikerja. Saya perkirakan 100 juta sudah sangat besar. Ini lain, anggaranya tinggi tapi hasilnya asal jadi," keluhnya.
Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, pekerjaan jembatan gantung yang menelan anggaran sebesar Rp. 394.072.000 itu, masih banyak ditemukan kayu pengalas jembatan yang sudah rusak.
Selanjutnya, juga ada ditemukan beberapa tali pengikat dari bahan sebelumnya yang masih tetap digunakan. Belum lagi adanya beberapa bahan dari bambu yang digunakan.
Sementara itu, Anggota DPRD Pasangkayu Herman Yunus saat dikonfirmasi via telephon, Sabtu (08/02-2020), sangat menyesalkan pekerjaan yang dia nilai dilakukan asal-asalan oleh pihak ke Tiga (3). Pasalnya Anggaran yang digelontorkan cukup besar dan menggunakan Anggaran APBD yang diambil dari pajak Masyarakat.
"Pembangunan jembatan ini menggunakan Anggaran APBD dari pajak Masyarakat. Masa saat peruntukannya u/membangun akses jalan demi kesejahteraan Masyarakat malah dikerjakan asal jadi," ujarnya penuh tanya.
Herman Yunus menambahkan bahwa dirinya pernah meninjau lokasi pekerjaan jembatan tersebut. Namun berdasarkan pantauannya bahwa pekerjaan tersebut terjadi perubahan perencanaan berdasarkan permintaan warga setempat agar dapat dilewati roda 3, hingga dari perencanaan awal lebar 2 Meter (M) menjadi 4 M.
"Seharusnya Dinas terkait saat melakukan perencanaan lebih cermat dan turun langsung ke lapangan untuk mencari tahu apa yang menjadi keinginan Masyarakat. Jangan asal merencanakan hingga saat pelaksanaan tidak menjadi polemik dan kesannya pekerjaan tersebut asal-asalan," ujarnya.
Herman Yunus juga mempertanyakan safety jembatan tersebut. Karena dalam pengawasannya, dirinya melihat bahwa bahaya mengancam pengguna jembatan tersebut disaat melewatinya.
"Harusnya dalam sebuah pekerjaan jembatan juga memperhatikan safety bagi penggunanya saat melaluinya," tegasnya.
Sekedar diketahui pekerjaan ini dilaksanakan selama 150 hari, dari pihak CV Libra Abadi selaku pelaksana proyek dengan menggunakan anggaran tahun 2019. (eds)