Tampak kapal asing asal Vietnam berlabuh di Tanjung Bakau Pasangkayu. Kapal China bakal menyusul berlabuh 19 Februari 2020 besok. (Edison S/Masalembo.com)
Dari hasil pemeriksaan tim kesehatan pelabuhan kapal tersebut dinyatakan bebas dari virus corona. Namun, meski dinyatakan bebas dari corona seluruh awak kapal asal Vietnam dan China itu tidak diperbolehkan turun dari kapal.
"Semua kru kapal tidak diperbolehkan turun ke dermaga," Kata Kordinator Kesehatan Pelabuhan, Waluyo, saat diwawancarai sejumlah media usai melakukan pemeriksaan kapal, Senin 17 Februari 2020.
Waluyo menjelaskan, hal ini dilakukannnya berdasarkan instruksi dari pusat dimana semua kru tidak boleh turun, termasuk ke area pelabuhan.
"Ini kita menjaga pintu negara. Karena orang-orang asing masuknya lewat sini. Jangan sampai ada orang sakit dari luar yang masuk atau orang sakit dari dalam keluar," jelasnya.
Waluyo juga menjelaskan untuk metode pemeriksaan kru kapal menggunakan termometer tembak. Maka seluruh tim pemeriksa tidak bersentuhan langsung dengan kru kapal.
"Dari hasil pemeriksaan kita semua aman dan dinyatakan boleh sandar," ujarnya.
Terpisah, Kepala Pelabuhan Tanjung Bakau, Agung, mengatakan pihaknya tetap tunduk dan mengikuti semua SOP yang berlaku.
"Biasanya sebelum ada virus corona awak kapal itu bisa turun kedarat, sepanjang ada pas jalannya. Tetapi untuk sekarang ini sama sekali tidak diperbolehkan. Jadi jika ada kebutuhan mereka di kapal maka petugas yang akan antarkan," jelas Agung.
Agung juga menjelaskan, setelah kedua kapal diperiksa dan dinyatakan bebas dari virus corona maka kapal segara disandarkan.
"Hari ini yang kita sadarkan pertama adalah kapal asal Vietnam dan kapal asal Tiongkok akan disandarkan pada tanggal 19 Februari," ujarnya.
Agung menambahkan, untuk kedua kapal tersebut kapal asal China akan bertolak ke Pakistan sementara kapal Vietnam tujuannya ke Bangladesh. Selain itu, Agung juga mengatakan bahwa kapal tersebut akan memuat produksi dari PT TSL sebanyak 18.000 ton.
"Dengan kedatangan kapal asal China tersebut akan memuat produksi PT TSL 18.000 ton dimana 9.000 ton RPO dan 9.000 ton minyak goreng," tuturnya.
Di akhir wawancara, Agung menjelaskan sejak adanya virus corona aktifitas di dermaga pelabuhan Tanjung Bakau berkurang terutama aktifitas kapal asing. (eds/har)