Hartynah (kanan) saat mensosialisasikan program BPJS Kesehatan kepada warga Majene. (Foto: Hand Over Hartynah)
Kader JKN-KIS adalah orang atau warga masyarakat yang bekerjasama sebagai mitra BPJS Kesehatan berdasarkan hubungan kemitraan yang menjalankan sebagian fungsi BPJS Kesehatan dalam suatu wilayah tertentu. Mereka dianggap memiliki kapasitas sesuai dengan kriteria tertentu dan direkrut oleh BPJS Kesehatan.
Di Kabupaten Majene, kader JKN-KIS satu-satunya itu adalah Hartynah. Kepala Bidang SDM, Umum dan Komunikasi Publik kantor BPJS Cabang Polewali Imran Hasyim membenarkan hal tersebut.
"Kalau untuk Majene saat ini baru dia (Hartyna), kader kita di sini," ucap Imran saat berkunjung ke Majene, Selasa (14/1/2020).
Sebagai kader yang berada di lapangan, Hartynah sendiri diberi tugas melakukan pendampingan dalam pelayanan bagi peserta BPJS Kesehatan. Ia kerap mendatangi warga, berkunjung ke rumah-rumah penduduk untuk mensosialisasikan apa dan seperti apa program BPJS Kesehatan.
"Saya memegang data 500 KK, peserta yang kami dampingi," ucap Hartynah, di sela jumpa pers BPJS Cabang Polewali Mandar di rumah makan Cilacap Majene, Selasa (14/1).
Hartyna enggan disebut sebagai "Dept Collector" BPJS seperti yang marak diberitakan. Ia mengaku justru lebih banyak melakukan fungsi edukasi dan menyampaikan informasi akan pentingnya mengikuti program BPJS Kesehatan bagi masyarakat.
"Jadi kami datang ke masyarakat bukan untuk menagih, sebenarnya mengedukasi," ucapnya.
Jika berhadapan dengan warga, Tyna mengaku menggali informasi dari mereka. Tujuannya untuk mengetahui masalah yang dihadapi warga terkait program BPJS. "Jadi kami tanya, apa alasannya, apa kendalanya sehingga ada tunggakan misalnya, kemudian kasih solusi, misalnya turun kelas atau solusi lain," ungkap perempuan yang tampak ramah itu.
Hartynah mensosialisasikan program JKN-KIS BPJS Kesehatan ke warga Majene. (Foto: Hand Over Hartynah)
Sebagai orang yang berada di ujung tombak dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam kepesertaan BPJS Kesehatan, Hartynah juga tentu menemui banyak kendala. Namun ia mengaku tulus menikmatinya dan terus memacu diri untuk meningkatkan kerja-kerja sosialnya itu.
"Masyarakat itu kan variatif ya karakternya, ya tentu ada tantangan-tantangan, misalnya ada yang tidak respack dengan kedatangan kita, ada alamat-alamat yang tidak sesuai, tapi ya itulah tantangannya," ucapnya.
Di balik tantangan itu, di sisi lain Tyna justru dibutuhkan kehadirannya. Tak jarang ia ditelepon oleh warga meminta agar dirinya hadir di rumah-rumah atau di suatu kegiatan yang dihadiri banyak orang. Mereka menginginkan Tyna hadir untuk memperjelas ihwal pelayanan program BPJS Kesehatan di rumah sakit.
"Saya biasa mengagendakan hari ini di daerah ini, tapi ada warga di daerah lain menelpon ya kami terpaksa harus pindah ke sana lagi," ucap Thyna tersenyum. (har/red)