Mentan SYL menerima wagub Enny Anggraeni, Sekprov Muhammad Idris DP dan kadis perkebunan Sulbar Abdul Waris Bestari. (Foto: Dinas Kominfo Sulbar)
Kepala Dinas Perkebunan Sulbar Abdul Waris Bestari yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, mentan SYL merespon baik usulan Pemprov Sulbar untuk pengembangan pertanian di provinsi pemekaran Sulawesi Selatan ini. Bahkan kata Waris, menteri Syahrul mengakui lahan pertanian Sulawesi Barat justru lebih baik dari Sulawesi Selatan.
"Menteri pertanian memerintahkan kepada Sekda agar mengumpulkan para kepala dinas kabupaten untuk menjelaskan persiapan baik lahan maupun petani," kata Waris, Kamis petang via telepon.
Dikatakan Waris, CPCL yang diharapkan mentan SYL diperuntukkan bagi pengembangan tanaman jangka pendek, berumur 100 hari. "Kalau memang dimungkinkan disiapkan 2000 sampai 3000 hektar, sampai Desember harus selesai," ucapnya.
Untuk sektor perkebunan, kadis Waris Bestari mengatakan, Kementerian Pertanian juga memberi sinyal program pengembangan kakao kembali digulirkan, kemudian tanaman kopi juga bakal dikembangkan di Sulawesi Barat.
"Khusus untuk perkebunan dimungkinkan akan ada penambahan kakao 1000 hektar dan kopi 2000 hektar," ungkap Waris.
"Kata kunci dari Pak Menteri pertanian, jangan ada data fiktif," lanjutnya.
Dapat Bibit Jagung 7000 Hektar
Sementara itu, wakil gubernur Enny Anggraeni Anwar dalam keterangan tertulisnya mengatakan, dari hasil pertemuan dengan Mentan SYL, Sulawesi Barat kembali mendapat tambahan bibit jagung. Tak tanggung, Sulbar kembali mendapat bibit untuk luas wilayah 7000 hektar.
”Kami diberikan tambahan bibit jagung sebanyak 7000 Ha pada bulan Desember 2019 untuk tiga kabupaten, yaitu Majene, Mamuju dan Mamuju Tengah," ungkap Enny.
Enny mengatakan, pertemuan dengan menteri pertanian ini dalam rangka memajukan Provinsi Sulbar dari segi pertanian dan perkebunan yang dinilai cocok dengan iklim dan kondisi tanah di provinsi ke 33 RI ini.
"Pada pertemuan saya bersama Sekprov dan Kadis Perkebunan diterima langgung Mentan bersama seluruh eselon satunya. Pak Mentri sangat serius ingin membantu pengembangan pertanian di Sulbar,” tandas Enny.
Masih kata Enny, Provinsi Sulbar juga mendapatkan program bantuan family farming untuk tiga kabupaten lainnya, Polman, Mamasa dan Pasangkayu. Ketiga daerah ini mendapat program tersebut diukur dari tingginya angka stunting.
Selain itu, Pemprov Sulbar juga meminta perluasan perkebunan kakao, kopi dan kelapa serta pengadaan bibit dari daerah sendiri yang akan direalisasikan pada tahun 2020 kedepan.
Permintaan lain adalah penambahan luas replanting sawit, dimana Sulbar kembali diberi seluas 5000 hektar dan telah terealisasi 80 persen pada Nopember 2019.
“Untuk bantuan yang akan diberikan, kembali kepada kemampuan dan keseriusan seluruh stakeholder terkait yang ada di Sulbar untuk dapat menyerap bantuan-bantuan yang akan diberikan. Saya mohon doa dari seluruh masyarakat Sulbar agar semua program bantuan tersebut dapat berjalan dengan baik demi kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat Sulbar kedepan,” sambung mantan anggota DPR RI itu.
Enny dalam pertemuan tersebut juga meminta bantuan Mentan SYL agar status SMK Kakao Kalukku dikembalikan statusnya dan bisa jadi sekolah kejuruan unggulan nasional.
“Pada prinsipnya pak Menteri sangat merespon dan akan melakukan kunjungan untuk melihat langsung kesiapan lahan-lahannya, dan sekarang tergantung kita semua dari Provinsi Sulbar. Oleh karena itu setelah kami kembali ke daerah akan langsung mengundang kadis-kadis Pertanian dan Perkebunan seluruh kabupaten yang ada untuk membahas hal tersebut," tandas istri dari mantan Gubernur Sulbar dua periode itu. (rls/har)