Mahasiswa asal Sulawesi gelar aksi penggalangan dana untuk korban gempa Ambon. (Handover/IPMASI Purwokerto)
Berdasarkan data dan informasi BMKG Stasiun Ambon, hingga Jumat (11/10) malam pukul 20.00 WIT, gempa susulan yang terjadi telah mencapai 1,387 kali. Sedangkan data pengungsi Kabupaten Seram Bagian Barat, jumlah pengungsi 42.066 orang, korban meninggal 10 orang, korban luka berat 3 orang, korban luka ringan 29 orang. Untuk Kabupaten Maluku Tengah, jumlah pengungsi 50.250 orang, korban meninggal 15 orang, korban luka berat 72 orang, korban luka ringan 18 orang. Kota Ambon jumlah pengungsi 2.940 orang, korban meninggal 13 orang, korban luka 27 orang.
"Atas dasar kesadaran, kami terpanggil untuk melakukan aksi kemanusiaan dalam bentuk galang dana demi memulihkan kembali aktifitas saudara-saudara kita masyarakat Ambon-Maluku," kata Mursyid Massaaran, Pendiri dan Dewan Pertimbangan IPMASI Banyumas.
Selanjutnya Mursyid menjelaskam, kurangnya perhatian Pemerintah dan publik secara umum mengenai gempa Ambo sangat mengiris hati.
"Saya pribadi melihat peristiwa di sana sangat mengiris hati, karena kurangnya perhatian pemerintah dan publik secara umum untuk isu kemanusiaan di sana. Segala keterbatasan yang dialami oleh pengungsi mulai dari makanan, air bersih dan pendidikan untuk anak-anak itu yang membuat kita terpanggil untuk bergerak," lanjutnya.
Hasil galang dana tersebut kemudian dikumpulkan, lalu diserahterimakan kepada Aksi Cepat Tanggap (ACT) Banyumas untuk dikirimkan ke Ambon dengan bantuan lainnya.
Achmad Kirang, Ketum IPMASI Banyumas menambahkan, pihaknya melakukan aksi ini sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian semata. "Saudara-saudara tertimpah musibah di Ambon, kita terpanggil untuk melakukan aksi demi meringankan beban saudara-saudara kita. Gerakkan hati kita, gerakkan jiwa kita, karena mereka butuh bantuan kita. Salam hangat dari kami Ikatan Pelajar Mahasiswa Sulawesi Banyumas untuk saudara2 di Ambon," ucapnya. (rls/har)