Sawah petani Mamuju tampak mengering akibat kemarau panjang (Awal S/masalembo.com)
Padi milik petani yang sudah berbuah itu, tampak mengering. Bahkan tanah di areal persawahan terlihat pecah-pecah akibat kekeringan.
Umar (50), petani desa setempat mengatakan, sudah sekitar lima bulan hujan tak pernah turun. Sementara air sungai yang kerap dipakai mengairi sawah juga berkurangan drastis akibat kemarau berkepanjangan.
"Air sungai sudah tidak mampu mengairi sawah," ujarnya.
Umar mengaku akibat gagal panen tahun ini, telah merugi sekira Rp5 juta. "Mulai membajak, menanam semuanya kita upah orang, belum lagi harga obat-obatan dan pupuk kalau dihitung sekitar Rp 5 juta kerugian," terangnya, Rabu (18/9).
Untuk memenuhi kebutuhan dalam keluarga, Umar terpaksa beralih propesi menjual buah-buahan seperti semangka, pepaya dan ubi jalar.
Senada, Suardi Y Kutana, warga Desa Kalumpang mengatakan, kemarau panjang ini juga berdampak pada dua kecamatan yakni Bonehau dan Kalumpang. Para petani mengalami gagal panen akibat kemarau panjang ini.
"Khususnya petani di Desa Kondobulo Kecamatan Kalumpang yang dikerja pada tahun 2016 melalui program percetakan sawah, sumber anggaranya dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dari kementerian pertanian mengalami gagal panen," pungkasnya. (awl/har)