Bocah Nur Aisyah dirawat di RSUD Majene Provinsi Sulbar (Awal S/masalembo.com)
Irawati, ibunya, mengaku tidak menyangka jika anaknya akan menderita penyakit ganas itu. Soalnya sejak lahir Nur tampak sehat dan aktif. Ira hanya menduga di awal sakit putrinya hanya menderita sakit kepala biasa. Pun saat mata anaknya mendadak mengalami starbismus atau mata juling. Wati mengira hal itu biasa saja, bahkan sempat terpikir hanya meniru seorang temannya yang memang bermata juling.
"Kejadian itu pertengahan bulan puasa, bulan Mei lalu," ujarnya kepada awak masalembo.com, Selasa (3/8/2019).
Diceritakan Irawati, sehari sebelum lebaran Idul Fitri lalu, tiba-tiba Nur mengalami kejang-kejang. Ia terpaksa dilarikan ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis. Pihak Puskesmas lalu merujuk Nur ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene untuk mendapatkan perawatan lebih lanjutan.
Di sana, pihak rumah sakit lalu menyarankan agar anaknya dirujuk ke salah satu rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan guna mendapatkan perawatan medis secara intensif. Hati Irawati pun seketika dilanda kebingungan. Lagi-lagi persoalan klasik yang menghantui pikirannya. Ia tak memiliki biaya ke Kota Makassar.
"Kami mau ambil uang di mana, dendanya BPJS saja sulit," ucapnya tak kuasa menyembunyikan rasa pilu.
Wati mengaku jika denda BPJS miliknya tidak dibayar maka biaya yang dia harus keluarkan sebesar Rp15 juta. "Tak punya biaya sebesar itu, BPJS kami tidak aktif," ucapnya.
Ia sendiri tidak memiliki pekerjaan kecuali hanya mengurus rumah tangga. Sementara Lukman suaminya, sehari-hari hanya berharap rezki dari aktifitasnya sebagai pandai besi. Ia membuat parang dengan upah Rp30 per hari.
"BPJS kami menunggak lima tahun, sekitar Rp15 juta dibayar jika tidak diaktifkan," tutur Irawati.
Tak berdaya, bocah Nur Aisyah dirawat di RSUD Majene Sulawesi Barat (Awal S/masalembo.com)
Irawati yang kini merawat anaknya di RSUD Majene mengaku telah berupaya menebus tunggakan BPJS sekitar Rp1,5 juta. Sudah dia mengupayakan dengan meminjam uang dari kerabatnya.
Irawati dan juga Lukman suaminya, harus berpikir mencari tambahan biaya penunggakan BPJS dan biaya pengobatan untuk pergi ke rumah sakit di Makassar. Ia mengaku sampai saat ini belum ada bantuan, kecuali donasi dari dermawan yang menyumbang lewat rekeningnya yang diposting beberapa waktu lalu oleh temannya di facebook.
Bebepa orang juga sudah ada yang menaruh perhatian akan derita pilu Nur Aisyah. "Tadi juga ada yang kesini berikan bantuan dari komunitas motor," aku Ira, ibu Nur Aisyah. (awl/har)
Klink link ini untuk donasi pengobatan Nur Aisyah Lukman.