Fahmi Massiara (Ist)
Bupati Majene ini dinilai mampu bergerak progresif membangun figuritas birokrasi dengan penguatan struktur sosial politik melalui jaringan organisasi dan partai yang dipimpinnya.
"Tren politik Fahmi Massiara tentu meningkat jauh dari Pilbup 2015 lalu. Ruang geraknya sebagai bupati sangat meluas dalam kurun 4 tahun terakhir," kata Maenunis, Senin (17/6/2019) .
Menurutnya, jika 2015 lalu Fahmi maju sebagai birokrasi murni, sekarang Ia telah memiliki PPP yang tentu selama tahapan Pileg 2019 ikut mensosialisasikan dirinya untuk Pilbup 2020 Majene.
Memang, banyak pihak menilai hasil Pileg 17 April lalu jadi indikator kekuatan Fahmi. Raihan 5 kursi di DPRD Majene oleh PPP sekaligus menjadi sejarah pencapaian tertinggi dari nol jadi peraih kursi terbanyak usai PPP dikomando Fahmi Massiara sebagai ketua DPW Sulbar. Dua kursi dapil 1, dua kursi dapil 2 dan satu kursi dapil 3 membuat Fahmi otomatis memiliki tiket mulus di Pilkada Majene. Bahkan, mantan camat Banggae Timur ini berpotensi "mengeksekusi" semua parpol hingga terulang Pilkada Mamasa dan Kota Makassar melawan kotak kosong.
Kendati demikian, menurut Maenunis, ada banyak figur yang diprediksi bakal melawan Fahmi di Pilbup 2020. Namun Inu (sapaan Maenunis) hanya menyebut kriteria calon jika ingin hadir sebagai penantang bupati Majene tersebut.
"Kalau bicara kualitas personal, maka Majene itu ladangnya figur-figur berkualitas. Tapi Pilbup itu adalah kuantitatif tren elektoral dengan plus minus dukungan instrumen politik. Jika sudah masuk ke segmen ini, maka akan sangat sedikit dari para figur tersebut yang sesiap Fahmi," terangnya.
Maenunis mengatakan masih terlalu dini jika menyebut Fahmi akan berhadapan dengan kotak kosong. Paling banter, "head to head" bisa menjadi peluang yang paling terbuka.
Pengamat politik Universitas Sulawesi Barat Muhammad mengatakan hal senada. Bahkan sederet nama sebut saja Andi Irfan Sulaiman, Itol Saiful Tonra, Lukman, Andi Ruskati sampai Munafri Arifuddin menjadi catatan Muhammad yang punya kans melawan Fahmi di Majene.
"Kalau potensi (melawan kotak kosong, red) jelas selalu ada, tapi kalau bicara kotak kosong justru di Mateng yang lebih berpeluang," ucap Muhammad.
Nama Idris Masuk Bursa
Selain nama-nama yang sudah tenar di Majene di atas, Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris DP juga disorot publik. Dilansir Harian Fajar, Idris masuk bursa bersama Andi Ruskati, wabup Lukman dan Fahmi Massiara.
Munculnya nama Idris lantas dikomentari Hamzih, salah satu tokoh muda di balik perjuangan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat. Komitmen pembentukan Sulbar dengan menunjuk Majene pusat pendidikan dinilai Hamzih daerah ini butuh sosok Idris DP sebagai nakhoda.
"Bukan berarti petahana tidak mampu tetapi butuh tokoh lebih dari itu," ucap Hamzih via Harian Fajar.
Idris sendiri belum memberikan komentar jauh soal Pilkada di Majene 2020. Tampaknya, mantan Kepala LAN Makassar ini belum berpikir untuk hal tersebut. Kendati demikian ia mengisyaratkan "welcome" jika ada pihak yang melihat dirinya cocok untuk masa depan Kabupaten Majene. Ia pun hanya berharap Pilkada Majene tak berakhir dengan melawan kolom kosong. (har/red)