Tampak jembatan dari pohon kelapa di jembatan Tarailu Mamuju (Asrianto/masalembo.com)
Terpantau, jembatan sudah dapat dilalui oleh kendaraan pada Selasa (30/4/2019) malam sekitar pukul 23:30 Wita. Namun jalan ini hanya dapat dilalui satu lajur saja. Kendaraan hanya dapat lewat satu persatu dengan sistem buka tutup. Petugas menghimbau agar pengendara tetap hati-hati saat melintasi jembatan.
"Alhamdulillah sudah bisa lewat, saya antri di sini sejak magrib," kata Rahmat, pengendara tujuan Makassar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat, Darno Majid mengatakan, jalur ini sudah dapat dilalui setelah petugas dari Balai Jalan dan Balai Sungai Kementerian PUPR dibantu warga sekitar bergotong-royong membuat jembatan darurat dari batang pohon kelapa.
"Kita tutup lubang itu pakai jembatan dari kayu, batang pohon kelapa," kata Darno.
Sebelumnya, pada Selasa (30/4/2019) kemarin, wilayah Desa Tarailu, Kecamatan Sampaga, Kabupaten Mamuju dilanda banjir. Bencana banjir ini diakibatkan tingginya intensitas hujan dalam dua hari terakhir. Akibatnya sungai Tarailu meluap dan mengakibatkan jembatan Tarailu nyaris putus.
Akibatnya jalur trans Sulbar lumpuh total dari sore hari hingga malam. Antrian kendaraan pun mengular hingga 12 kilo meter. Jalur ini merupakan penghubung antar provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.
Di ujung jembatan sepanjang 150 meter ini terdapat dua buah lubang yang menganga dengan diameter dua hingga meter. Tampak juga pondasi jembatan mulai tergerus oleh kikisan derasnya air sungai. Lubang ini dikuatirkan akan terus terkikis oleh air dan suatu waktu jembatan bisa ambruk. Tampak juga di lokasi, sebuah alat berat bekerja menimbun lubang tersebut agar tidak tergerus arus sungai.
Salah satu warga sekitar, Bambang mengatakan, kondisi banjir saat ini sudah mulai naik bahkan banjir telah meluap hingga ke ruas jalan utama.
"Antrian kendaraan panjang sekali sudah sampai depan rumah," katanya.
Menurut Bambang, kondisi air saat ini terus naik dan belum surut. Untuk mengantisipasi kerusakan, ia telah mengevakuasi barang-barang berharga miliknya ke tempat yang lebih aman.
Kepala BPBD Sulbar Darno Majid menjelaskan jembatan belum putus namun sudah tidak dapat dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Kondisinya sangat membahayakan sehingga warga dan petugas berinisiatif untuk menutup jalur tersebut.
"Hanya kendaraan sudah dilarang melintas karena ini sangat membahayakan pengendara," katanya saat dikonfirmasi via telepon.
Sejuah ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi (BPBD) Provinsi Sulbar dan BPBD Kabupaten terus melakukan upaya evakuasi terhadap korban. Pihak BPBD masih terus melakukan pendataan berapa banyak jumlah kerugian yang diakibatkan akibat dampak dari bencana banjir tersebut. (ant/har)