Muhammad Idris (dok: Kominfo Sulbar)
Masuknya Mamuju sebagai opsi pemindahan ibu kota negara disambut baik Pemerintah Provinsi Sulbar. Pemprov Sulbar menyatakan kesiapannya jika Mamuju ditunjuk jadi ibu kota Republik Indonesia.
Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris bahkan mengaku, akan membawa profil Sulawesi Barat ke istana negara untuk dipresentasikan di hadapan presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
"Saya mendapat tugas mendampingi Pak Gubernur, insya Allah hari Senin akan presentasikan profil Sulbar di istana negara," kata Idris, Sabtu (4/5/2019) saat menerima kunjungan silaturahmi warga Ulumanda di rumah dinasnya Jl. Abdul Malik Pattana Endeng Mamuju.
Idris mengatakan, diajukannya Mamuju yang juga pusat pemerintahan Sulbar sebagai salah satu opsi pemindahan ibu kota disambut baik oleh pemerintah daerah. "Keunggulannya Mamuju ini, karena kira-kira paling layak dari segi jumlah korban tergusur jika dibanding Palangkaraya yang sudah lebih 700 ribu penduduknya," ucap mantan kepala LAN Makassar ini.
Mantan Deputi LAN Jakarta ini menegaskan, dibandingkan Palangkaraya yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak, Mamuju justru lebih cocok menjadi ibu kota negara Indonesia. "Jadi silahkan berdo'a, siapa tahu kita (Mamuju) terpilih jadi ibu kota negara," ucap Idris.
Idris menjelaskan, untuk lokasi pemindahan ibu kota, setidaknya tiga hal menjadi pertimbangan yakni tingkat kerawanan dari bencana, letak atau posisi (geopolitik) daerah tujuan pemindahan dan kepadatan jumlah penduduk.
Menurut Idris, jika Mamuju terpilih jadi ibu kota negara, konsekuensinya harus disiapkan setidaknya 450.000 hektar lahan untuk membangun pusat pemerintahan tersebut.
Untuk diketahui, masuknya Mamuju sebagai opsi pemindahan ibu kota negara, atas usulan wakil presiden Jusuf Kalla. Kalla menilai, posisi Mamuju yang berada di tengah-tengah negara kesatuan Indonesia, cocok untuk pusat pemerintahan RI.
"Kalau mau mencari kota yang persis di tengah Indonesia di mana coba? Tahu tidak? Di Mamuju," kata JK kepada awak media di Jakarta, Selasa 25 April 2019, seperti dilansir tagar.id.
Pria asal Bone Sulawesi Selatan itu mengaku terinspirasi dengan proses perpindahan ibu kota negara Myanmar, dari Yangon ke Kota Naypyidaw, yang terletak di tengah-tengah negaranya. (har/red)