Gubuk milik Gamaluddin (61) jauh dari kata layak huni (Foto: Awal S/Masalembo.com)
Gamaluddin tinggal di sebuah gubuk kecil berukuran 3x2 meter. Tak seorang diri, ia bersama istrinya Nurati (36) dan lima anaknya yang masih kecil.
Saat kru masalembo.com mendatangi, Minggu (26/5/2019) pagi, Gamaluddin mengaku sudah 6 tahun tinggal di gubuk kecil itu. Walau ia tinggal di lokasi miliknya sendiri, ia belum pernah mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah setempat.
"Hanya pernah didata dan difoto saja, tapi sampai sekarang tidak pernah dapat bantuan," ujarnya.
Gubuk reot berukuran 3x2 meter milik Gamaluddin memang jauh dari kata layak huni. Selain sempit beratapkan daun rumbia, dindingnya juga dari pelapa sagu yang hanya dipotong-potong. Sementara atapnya sudah banyak yang bocor sehingga
jika hujan turun mereka harus mencari tempat yang tak terkena air.
Gamaluddin dan istrinya Nurati serta seorang anaknya (Foto: Awal S/Masalembo.com)
Mirisnya lagi, di malam hari keluarga Gamaluddin hanya bisa menggunakan pelita sebagai alat penerang. Pelita itu diisi solar yang ia minta dari perusahaan Karya Mandala Putra (KMP) tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Ya beginimi Pak, keadaan kita," tutur Gamaluddin kepada awak masalembo.com
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Gama bersama istrinya bekerja sebagai petani. Ia memiliki kebun sekitar setengah hektare. Dia mengaku memilih menanami pisang dan kemiri pasalnya lahan tersebut berbatu sehingga tidak bisa ditanami kakao.
"Coklat (kakao) habis semua mati jadi kita ganti dengan pisang sama kemiri," katanya.
Sayangnya, dari hasil berkebun pisang dan kemiri tak cukup untuk kebutuhan pangan keluarga kakek Gamaluddin. Apatahlagi untuk membangun sebuah hunian yang layak.
Saat wartawan media ini berkunjung, informasi diperoleh bahwa seorang polisi telah mengadopsi dua anak Gamaluddin. Anggota Polri tersebut menyekolahkan kedua anak Gama di Taman Kanak-kanak (TK) di Kecamatan Tommo. Sementara, satu anak Gamaluddin dan Nurati lainnya ikut bersama tantenya.
Gamaluddin juga mengaku, selama ramadan belum pernah mendapatkan bantuan kecuali dari anggota polisi yang mengadopsi anaknya. Ia (polisi itu) membawakannya beras.
Ia hanya bisa berharap bantuan dari relawan dan pemerintah datang untuk meringankan beban hidupnya dan memperbaiki tempat tinggalnya yang sudah tak layak dihuni.
"Saya berharap ada yang penduli dengan dengan kondisi kami ini," akunya. (awl/har)