Dari tiga sekolah yang lolos adiwiyata Provinsi Sulbar, yang diusulkan pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Majene, yakni, SDN 26 Pakkola, SDN 43 Buttu Samang dan SMPN 6 Tande Majene.
Kepala DLHK Majene Sudirman mengatakan, ketiga sekolah di Majene lolos adiwiyati tingkat Provinsi Sulbar sesuai hasil verifikasi dari tim penilai adiwiyata Provinsi Sulbar, yang dilaksanakan pada, Sabtu 27 April.
"Ketiga sekolah ini, akan menerima penghargaan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup 2019, yang rencanaya digelar di Kabupaten Mamasa," terang Sudirman didampngi Kabid Kebersihan DLHK Majene Muh Hasanuddin, Minggu 28 April.
Sudirman mengatakan, di Majene terdapat enam sekolah meraih penghargaan Adiwiyata tingkat Nasional serta sebanyak 20 sekolah meraih penghargaan adiwiyata tingkat Provinsi Sulbar.
"Kami harapkan, khusus sekolah yang belum meraih penghargaan adiwiyata di Majene, juga berupaya agar terus berbenah untuk mengikuti program adiwiyata," harapnya.
Ia menambahkan, program Adiwiyata atau Green School merupakan program Kementrian Negara Lingkungan Hidup untuk mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam pelestarian lingkungan hidup.
"Selain itu, diharapkan agar seluruh pelajar ikut terlibat dalam segala aktivitas persekolahan demi menuju lingkungan yang sehat serta mampu menghindari dampak lingkungan yang negatif," paparnya.
Sementara itu, Kepala SDN 26 Pakkola Nurdin Karim menjelaskan, sejumlah persiapan telah dilakukan jauh hari sebelum penilaian, dengan harapan pada saat penilaian dapat lolos dan mendapat penghargaan sekolah Adiwiyata 2019.
"Ada beberapa faktor dalam penilaian Adiwiyata, tidak hanya sebatas administrasi namun bukti lapangan juga harus mendukung untuk meraih penghargaan," terang mantan Kepala SDN 14 Baruga yang pernah mendapat penghargaan Adiwiyata Nasional itu.
Yang terpenting dalam penilaian Adiwiyata kata Nurdin, adalah bagaimana kurikulum di sekolah itu mampu menjaga dan peduli lingkungan sekolah dengan melibatkan siswa maupun guru.
"Sebenarnya yang kita tekankan disini kebersihan dalam menjaga lingkungan serta peran dari semua elemen mulai siswa, guru, stakeholder hingga komite sekolah," jelasnya.
Ia menuturkan, terdapat sejumlah fasilitas penilaian sekolah adiwiyata, mulai ruang kelas, kantin, kebersihan lingkungan, taman, lokasi pembuatan biopori hingga pembukuan sekolah dilakukan pengecekan dari tim penilaian Adiwiyata.
"Bahkan para siswa juga ditanya bagiamana cara merawat tanaman sekolah serta cara memilah sampah agar sampah yang bisa didaur ulang dapat berguna menghasilkan uang," ulasnya. (Adv)