Kegiatan tanam pohon di pantai oleh puluhan komunitas di Polman (Foto: Asrianto/masalembo.com)
Di lingkungan Ujung Kelurahan Polewali, sebanyak 1.300 pohon mangrove ditanam di pesisir pantai yang berada di pemukiman warga. Lokasi ini dipilih sebab, kawasan ini merupakan wilayah pesisir yang rawan abrasi pantai.
Sebanyak 28 komunitas diantaranya Komunitas Tanpa Kumuh (Kotaku), Komunitas Pesisir Milenial, Solidaritas Peduli Anak (SPA), Jaldur Community, Komunitas 2000, Sahabat Penyu dan sejumlah komunitas lingkungan lainnya yang berasal dari kabupaten laur seperti Majene dan juga Mamuju.
Staf Dinas Kehutanan Pemkab Polman Rahmat mengatakan, ini kegiatan serentak di Indonesia. Penanaman pohon mengusung tema "Rawat Bumi."
"Kami harapkan kedepannya mereka adalah penentu kebijakan dalam perlindungan alam," ujarnya
Rahmat menjelaskan, dipilihnya pohon mangrove karena mempunyai daya hidup yang sangat kuat. Meski kadang ada kendala dari ternak, binatang laut yang juga dapat menggerogoti sampai mati. "Kalau mangrove memang agak lambat pertumbuhannya, dibutuhkan waktu 3 tahun kedepan baru nampak hasilnya," katanya
"Kami berharap kegiatan ini terus berlanjut dimana laut disini semakin kencang abrasi dan kami berharap komunitas lain ikut berpartisipasi," kata Fitrah, salah satu peserta dari Kosaster seni Unasman.
Aktivisl lingkungan yang juga ketua sahabat Penyu Muhammad Yusri mengatakan, semangat teman-teman dalam kegiatan ini harus dijaga dan diberi dukungan. Sedikitnya ada sekitar 3000 pohon yang ditanam hari ini di dua tempat yaitu Bajoe dan Kampung Appe.
"Ini kegiatan mulia, kami sangat bersyukur dengan terlibatnya beberapa pihak dan komunitas dalam kegiatan melestarikan lingkungan," katanya.
Lurah Polewali Stephanus mengatakan, kegiatan ini disuport 28 komunitas, ada dari Majene dan Mamuju. Kata dia, di Polewali sebanyak 1.300 pohon mangrove ditanam, ketapang kencana 500 pohon, tanjung 500 pohon, glodokan 500 pohon. Jadi total 2.800 pohon.
Stephanus menambahkan, bibit pohon mangrove ini diambil di dusun Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Polman. Sementara pohon lain diambil di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.
"Kami bekerjasama dengan Yayasan Lindungan hutan yang ada di Semarang. Kemudian yayasan tersebut menyurat ke pihak Kementerian Kehutanan," jelasnya.
Stephanus berharap kegiatan ini bukan hanya seremonial pada hari ini saja, tapi akan terus dilalukan kedepan dan menjadi komitmen bersama tetap berkesinambungan dan merawat bumi dengan menanam pohon. (ant/har)