Tenda pengungsian puluhan warga Sama Kelurahan Bebanga Mamuju (Foto: Awal S/masalembo.com)
MAMUJU, MASALEMBO.COM - Puluhan warga Lingkungan Sama, Kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku, Mamuju memilih mengungsi ketimbang balik ke rumahnya. Sudah tiga hari mereka tidur di tenda pengungsian dengan alas seadanya. Mereka lebih memilih bertahan di tenda pengungsian
karena kuatir gunung di kampungnya akan longsor.
"Kami semua takut kembali ke rumah karena gunung yang dekat rumah kami sudah retak jadi kita kuatir terjadi longsor," ujar Haruna, mantan kepala lingkungan Sama, Kamis (14/3/2019).
Menurutnya, kondisi geografis perkampungan Sama yang dikelilingi gunung dan sungai membuat pemukiman ini rawan tertimpah longsor. Sementara dua akses jembatan sudah terputus akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu.
Dikatakan Haruna, sebanyak 50 KK warga lingkungan Sama mengungsi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, bahkan warga Sama juga ada yang tinggal di rumah kerabatnya.
Haruna menuturkan, hingga kini sejak mereka mendirikan tenda pengungsian belum ada bantuan dari pemerintah. "Kecuali bantuan yang datang dari mahasiswa dan caleg," akunya.
Para pengungsi ini tidur di tenda saat malam hari. Mereka menggunakan pelita sebagi alat penerangan.
"Kalau malam pak kita pakai pelita," ujarnya sambil menunjuk arah pelita yang digunakan sebagai alat penerangan.
Ia berharap, pemerintah mencarikan lokasi untuk tempat hunian baru, karena mereka sudah enggan kembali ke kampungnya karena dihantui rasa kekhawatiran. "Kami menunggu Bupati Habsi Wahid untuk menengok kami," harapnya.
Senada, warga Sama yang seorang guru SDN, Burhan D, mengaku, sudah delapan hari siswanya terpaksa diliburkan. "Karena kuatir kampung mereka terjadi longsor," katanya.
Pantauan awak masalembo.com, warga mendirikan tenda kemudian dialasi papan dan bambu yang dibela untuk tempat tidur. Kondisi miris karena banyaknya anak balita yang tinggal dalam tenda pengungsian sehingga dapat mengancam kesehatan mereka. (awl/har)